TAKALAR, RAKYATSULSEL - Dalam empat hari, sejak Sabtu (12/11/2022) hingga Selasa, (15/11/2022), para pendukung bakal calon kepala desa (cakades) yang tak lolos seleksi tambahan, terus menggelar aksi unjuk rasa. Massa memblokade jalan poros Galesong-Kota Makassar dengan membakar ban dan kayu.
Tindakan para pengunjuk rasa itupun meresahkan para pengguna jalan lantaran membuat aktivitas ekonomi terganggu. Akibatnya, cekcok atau adu mulut pun tak terhindarkan antara warga dengan para pengunjuk rasa yang menutup jalan.
“Kan, pemerintah daerah sudah menyiapkan pos pengaduan tertulis. Untuk apalagi tutup-tutup jalan, setengah mati kita ini yang berdagang terganggung. Belum lagi yang mau kerja dan sekolah," ujar Daeng Beta, warga Galesong yang sehari-harinya berjualan ikan.
Daeng Beta meminta aksi-aksi tersebut dihentikan. "Kalau belum lolos kali ini, enam tahun mendatang daftar lagi. Belum tentu juga kalau lolos tes seleksi langsung bisa menang,” imbuh dia.
Ulah pengunjuk rasa yang terus-menerus mengganggu dan merusak fasilitas umum ini akhirnya membuat Kepolisian Resor Takalar melakukan tindakan tegas dan menertibkan unjuk rasa yang mengarah ke aksi anarkisme itu.
“Kami mengapresiasi kinerja profesional Kapolres Takalar, AKBP Gotam dan jajarannya yang menertibkan para pendemo yang tidak tertib lagi. Langkah itu untuk menjaga Pilkades damai di Takalar,” ujar Ketua Forum Peduli Pilkades Damai, Alga. (*)