MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 17 parpol peserta pemilu 2024. Diantaranya 9 parpol parlemen (Golkar, PDIP, Demokrat, Gerindra, PAN, PKS, PPP, Nasdem, PKB), 4 parpol non-parlemen (Partai Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo), dan 4 parpol baru (Partai Bruh, Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Garuda).
Pada Pemilu 2019 lalu, Golkar berhasil jadi juara di Sulsel. bagaimana peta kekuatan pada pemilu 2024 mendatang? parpol apa saja yg kemungkinan akan masuk 5 besar? apa yg harus dilakukan parpol baru? partai apa saja yg bisa saling menggerus suara?
Bagaimana melihat kekuatan parpol di Sulsel. Apa perlu dilakukan. Dan partai mana diminan menguasai Sulsel? Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandi Sam menilai pertarungan parpol di Sulsel 2024 akan sengin. Apalagi hadirnya beberapa parpol baru pecahan dari parpol lama.
"Jadi, kalau dilihat pertarungan parpol akan sengit di Sulsel 2024," katanya, Senin (19/12/2022).
Kendati demikian, ia menganalisis bahwa kalau berkaca dari kekuatan parpol hari ini di Sulsel. Parpol yang berada di parlemen masih akan mendominasi perolehan suara di Pileg 2024.
Menurutnya, Parpol seperti Golkar, Nasdem, Gerindra, PDIP, Demokrat, PAN dan lainnya memiliki struktur lengkap hingga level paling bawah.
"Parpol-parpol itu punya sebaran kader-kader berpengaruh di daerah yang bisa menjaga kemapanan elektoral partai," tuturnya.
Ia kemudian menyampaikan jika kehadiran parpol baru seperti Gelora patut diapresiasi. Di Sulsel, partai besutan Anis Matta tren penerimaannya cukup baik.
Lanjut dia, kehadirannya juga potensi mengiris PKS jika melihat pengurus Gelora saat ini dominan diisi oleh mantan para pengurus dan kader di PKS.
Jika parpol baru ingin sukses di Pemilu 2024, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, membranding parpol. Parpol memiliki memiliki citra dan ciri khas tersendiri. Kedua, rekrutmen politik.
"Parpol baru sebaiknya merekrut figur-figur berpengaruh dan potensial untuk didorong sebagai caleg. Ketiga, strategi parpol. Parpol baru jika menjalankan strategi yang umum-umum saja maka akan sulit mendapat kesuksesan di Pemilu 2024 mendatang," pungkasnya.
Sedangkan, Konsultan Politik dari Nurani Strategic, Nurmal Idrus menyebutkan berpandangan dengan semakin banyaknya parpol yang akan ikut maka kompetisi makin ketat.
"Peta persaingan 2024 juga saya pastikan akan banyak berubah dan tak bisa lagi hasil 2019 dijadikan sebagai landasan," katanya.
Lanjut mantan Ketua KPU Makassar itu. Sebagai pemenang, Golkar akan menghadapi tantangan yang berat terutama dari parpol yang mengalami kenaikan elektabilitas secara nasional seperti NasDem, Gerindra dan Demokrat.
Para penantang Golkar ini berpeluang menyalip karena punya pengungkit elektabilitas terutama karena intensitas kampanye mereka yang menyertai pencalonan calon Presiden.
"Misalnya, seperti NasDem dengan Anies Baswedan, Gerindra dengan Prabowo dan Demokrat dengan AHY," tutup pengmat Demokrasi ini. (Yadi/B)