"Tapi, kami masih punya cadangan 10 ribu KTP," beber Lily.
Meski berstatus inkumben, jalan Lily untuk periode kedua akan berhadapan dengan pendeta Musa Salusu yang juga dari daerah Toraja. Bahkan pendeta Musa saat itu menyetor KTP paling banyak dari sekian balon. Dia menyetor 7.940 KTP dengan sebaran 21 kabupaten/kota.
Pendeta Musa sendiri diketahui merupakan mantan Ketua Sinode Gereja Toraja dua periode. Sekarang, ia juga merupakan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tana Toraja sejak 2009.
Kendati demikian Lily mengatakan dengan banyaknya calon itu bukan masalah. Bahkan ia optimistis untuk kembali terpilih di kursi DPD pada 2024.
"Kami anggap bukan pesaing, tapi teman perjuangan. Kan yang menentukan yang di atas (Tuhan). Justru bagus jika banyak," imbuh dia.
Manager Strategi dan Operasional Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan calon senator dari kalangan perempuan yang akan bertarung tak bisa dipandang sebelah mata.
"Tercatat nama-nama calon senator perempuan yang mendaftar punya pengalaman tanding dan jejaring politik yang cukup memadai," kata Nursandy.
Dirinya menyebutkan senator Lily Amelia sudah membuktikannya pada Pileg 2019 lalu dengan berhasil mengamankan satu kursi. Aliyah Mustika berstatus anggota DPR RI, Diza Ali memimpin salah satu ormas besar, Andi Sri Rahayu merupakan Ketua APDESI Sulsel.
"Jejak rekam yang mereka miliki tentu bisa menjadi modal tersendiri dalam menatap kontestasi," imbuh dia.
NUrsandy mengatakan, keberadaan mereka bisa mewakili suara pemilih perempuan. Meskipun demikian, isu gender tak otomatis membuat mereka bisa meraup banyak dukungan dari ceruk pemilih perempuan.
"Mereka tetap perlu bersosialisasi untuk meyakinkan pemilih. Menggunakan pendekatan dan strategi yang tepat agar meraih dukungan signifikan," jelasnya.