Ada Luka Lebam Pada Tubuh Korban Diksar Mapala 09 Unhas

  • Bagikan
Suasana di kediaman Virendy Marjefy Wehantouw (19) di Perumahan Taman Telkomas Jalan Satelit 4 Nomor 64 Kota Makassar, Minggu (15/1/2023).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Keluarga Virendy Marjefy Wehantouw (19), mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang tewas saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 mengungkap ada kejanggalan dalam kematiannya sebab ditemukan ada luka lebam pada tubuh korban. Luka tersebut ditemukan saat jenazahnya dimandikan di Rumah Sakit (RS) Grestelina Makassar, Sabtu (14/1/2023).

"Ada beberapa lebam (pada tubuh korban)," ungkap ayah Virendy, James saat dihubungi Rakyat Sulsel, Minggu (15/1/2023).

Lebam itu dikatakan terdapat pada bagian punggung, kaki, dan tangan korban. Hanya saja lebam tersebut belum diketahui apa penyebabnya. James mengaku enggan berspekulasi sebab belum ada keterangan medis yang menjelaskan apa penyebab lebam pada tubuh Virendy.

"(Keluarga) tapi masih positive thinking. Kalau kita keluarga melihat kondisi tubuh korban tentu ada kecurigaan (ada kekerasan)," sebut James.

Atas insiden tersebut, pihak keluarga korban telah melapor secara resmi ke Polres Maros yang dibuktikan dengan Laporan Polisi (LP) nomor: LP/B/18/1/2023/SPKT/POLRES MAROS/POLDA SULAWESI SELATAN, tanggal 15 Januari 2023. Laporan tersebut terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kematian.

"Keluarga Virendy Marjefy Wehantouw sore tadi resmi membuat laporan polisi ke Polres Maros," ujar James.

Penjelasan Pengurus Mapala 09 dan Kampus Unhas

Diketahui, mahasiswa Unhas Makassar angkatan 2021 jurusan arsitektur, Fakultas Teknik Unhas Makassar itu tewas saat mengikuti Diksar Mapala 09 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (13/1/2023) malam.

Ketua Mapala 09 UNHAS Makassar, Ibrahim menjelaskan, korban pada Jumat (13/1/2023) sekitar Pukul 18.23 Wita sempat tidak enak badan.

"Magrib, korban tidak enak badan tapi tetap jalan. Sekitar jam 11 malam ia sudah tidak sadarkan diri," ujar Ibrahim.

Hanya saja, saat panitia Diksar mengevakuasi korban untuk turun dari gunung, sayangnya dia sudah meninggal dunia.

Mahasiswa kelahiran 4 Maret 2004 itu disebut meninggal di perjalanan. Korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Grestelina Makassar.

"Kami evakuasi dari atas gunung turun ke permukiman warga sekitar lima jam. Subuh baru tiba. Jadi pagi baru infokan keluarga, karena juga baru dapat jaringan," tuturnya.

Kabag Humas Unhas Makassar, Supratman S Athana saat dikonfirmasi menjelaskan pihaknya tengah mendalami kasus ini, Komisi Disiplin (Komdis) Fakultas Teknik Unhas dijadwalkan akan memanggil seluruh panitia Diksar untuk dimintai keterangan terkait kronologi dan penyebab kematian korban.

"Besok rencananya, Senin (16/1/2023) pihak komdis Fakultas Teknik (Unhas) akan melakukan investigasi terkait kejadian tersebut," kuncinya. (isak/B)

  • Bagikan