MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Polres Maros memeriksa ketua panitia Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Pemeriksaan itu terkait dengan meninggalnya salah satu pesertanya atas nama Virendy Marjefy Wehantouw (19).
Kasat Reskrim Polres Maros, Iptu Slamet kepada Rakyat Sulsel menjelaskan pemanggilan ketua panitia dilakukan untuk memberikan klarifikasi terkait rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Hanya saja ketua panitia tersebut tak disebutkan namanya. "Iya, ketua panitia Diksar dimintai klarifikasi," kata Iptu Slamet, Selasa (17/1/2023).
Setelah pemeriksaan ketua panitia Diksar, Slamet mengatakan selanjutnya akan memanggil panitia lain. Namun dari 20 orang panita yang ikut bersama korban ke lapangan, penyidik hanya akan memanggil beberapa orang saja.
Termasuk, penyidik nantinya akan memanggil peserta teman korban yang diketahui jumlahnya 9 orang diluar dari korban.
"Nanti dijadwalkan lagi karena panitia itukan ada 20 orang lebih. Nanti kita liat kalau bisa diwakili, nanti beberapa orang saja dipanggil, 3 atau 5 orang kalau samaji semua keterangannya. Peserta juga akan kami mintai klarifikasi terkait kegiatan Diksar itu," sebutnya.
Adapun untuk pihak Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dikatakan hanya akan diminta keterangan terkait mekanisme izin kegiatan Diksar Mapala 09 Unhas Makassar.
"Nanti universitas kita tanyai bagaimana itu mekanismenya ini kegiatan. Pokoknya pihak-pihak yang bisa memberikan keterangan terkait penyelenggaraan Diksar itu kita ini panggil untuk klarifikasi," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Unhas Makassar angkatan 2021 jurusan arsitektur, Fakultas Teknik Unhas Makassar itu tewas saat mengikuti Diksar Mapala 09 di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Jumat (13/1/2023) malam.
Ketua Mapala 09 UNHAS Makassar, Ibrahim sebelumnya menjelaskan, korban pada Jumat (13/1/2023) sekitar Pukul 18.23 Wita sempat tidak enak badan.
"Magrib, korban tidak enak badan tapi tetap jalan. Sekitar jam 11 malam ia sudah tidak sadarkan diri," ujar Ibrahim.
Hanya saja, saat panitia Diksar mengevakuasi korban untuk turun dari gunung, sayangnya dia sudah meninggal dunia.
Mahasiswa kelahiran 4 Maret 2004 itu disebut meninggal di perjalanan. Korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Grestelina Makassar.
"Kami evakuasi dari atas gunung turun ke permukiman warga sekitar lima jam. Subuh baru tiba. Jadi pagi baru infokan keluarga, karena juga baru dapat jaringan," tuturnya.
Sementara itu, Kabag Humas Unhas Makassar, Supratman S Athana yang juga sebelumnya menyampaikan pihaknya akan membentuk tim investigasi atas insiden ini belum menyampaikan apa hasilnya. Saat dikonfirmasi Rakyat Sulsel, Supratman belum memberikan respon. (isak/B)