Oleh :
Muhammad Idris Leo
Dewan Penasehat Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Provinsi Sulsel
SETIAP musim hujan dan saat terjadi hujan lebat di Kota Makassar, maka dapat dipastikan sebahagian bahkan hampir seluruh wikayah Kota Makassar akan digenangi air dan dilanda banjir. Kondisi ini terjadi tidak hanya di kawasan-kawasan permukiman namun sudah menyasar pada area-area publik termasuk merambah sebahagian jalan arteri primer hingga sebahagian besar jaringan jalan skala kecil atau jalan lingkungan permukiman.
Berulangnya situasi ini pada setiap tahunnya disebabkan oleh setidaknya 4 penyebab utama yakni :
1.Pasang air di laut,
Siklus alam pasang air di laut merupakan naiknya permukaan air laut, dimana pasang-surut air laut adalah peristiwa perubahan tinggi dan rendahnya permukaan laut karena adanya gaya gravitasi dari benda-benda angkasa luar termasuk bulan dan matahari. Secara geografis Kota Makassar yang sebahagian wilayahnya merupakan kawasan pesisir di bagian barat dan utara, tentu akan sangat rentan terdampak banjir disaat terjadi air pasang di laut dan diwaktu yang bersamaan juga terjadi hujan lebat, dimana arah aliran air buangan dan air hujan yang bermuara ke laut bertemu dengan air pasang laut yang terdorong dan terhempas kearah daratan. Inilah yang kemudian menyebabkan banjir karena aliran air terjebak pada daerah dataran rendah.
2.Sistem Drainase,
Terdapatnya sistem jaringan drainase yang tidak terhierarki dan terkoneksi dengan baik antara drainase primer, sekunder dan tersier. Dimensi lebar dan kedalaman drainase yang tak memenuhi standar, adanya bottleneck dan sedimentasi serta diperparah oleh penutupan saluran dengan berdirinya bangunan-bangunan atau plat beton diatasnya. Ini adalah akumulasi dari permasalahan drainase Kota Makassar yang berimplikadi menurunnya sistem kinerja drainase menjadi tidak maksimal dalam mengalirkan air buangan dan air hujan
3.Degradasi kantong-kantong air,
Kantong-kantong air seperti rawa-rawa, ruang terbuka/tak terbangun, maupun lahan dataran rendah dari permukaan laut yang sejauh ini berperan penting sebagai kawasan-kawasan penangkap dan penampung air buangan dan air hujan, secara perlahan dan sistematis semakin berkurang. Semakin berkurangnya kantong-kantong air tidak lepas dari tingginya intensitas pembangunan permukiman maupun bangunan gedung serta sarana prasarana fisik lainnya yang membutuhkan lahan yang luas.
4.Luapan air sungai dan kanal.
Kanal Sinrijala, kanal Jongaya maupun Sungai Tallo, Sungai Pampang Sungai Daya serta kanal dan sungai lainnya yang mengelilingi dan melintasi Kota Makassar yang sejauh ini berperan sebagai muara akhir dari air buangan dan air hujan juga mengalami penurunan fungsi yang sangat drastis, akibat sedimentasi berat serta adanya penyempitan/bottleneck pada beberapa titik sepanjang pinggiran kanal-kanal dan sepanjang bantaran sungai-sungai tersebut. Tidak terpeliharanya secara baik dan rutin adalah faktor penyebab meluapnya air pada kanal-kanal dan juga pada sungai-sungai tersebut terutama pada saat terjadi hujan lebat. Kondisi ini semakin diperparah oleh kurangnya tingkat kesadaran sebahagian masyarakat dengan kebiasaan mereka membuang kotoran ataupun sampah di kanal dan sungai.
Perulangan akumulasi dari faktor-faktor penyebab utama terjadinya banjir di Kota Makassar, tentu memerlukan penanganan dan pengendalian banjir yang dilakukan secara komprehensif, serius dan terpadu.