MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengerjaan Instalasi Penjernihan Air dan Limbah (IPAL) Losari meninggalkan sejumlah kerusakan. Mulai dari jalan yang tak rata, bergelombang, hingga keretakan yang ditimbulkan.
Seperti di jalan Sultan Hasanuddin ditemukan jalan yang bergelombang padahal sebelumnya jalan tersebut merupakan jalan aspal yang rata. Selain itu, ada juga di Jalan Dr Ratulangi yang mengalami keretakan.
Diketahui, meski beberapa jalan tersebut telah ditutupi dengan eksisting yang sama, namun tetap mengalami masalah dengan adanya retakan dan tanah yang bergelimang.
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar, Noorhaq Alamsyah mengatakan, Pemerintah Kota Makassar berkomitmen dan menolak tegas segala bentuk pengerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar.
Standar yang dimaksud, kata Noorhaq, yakni pengembalian kondisi jalan seperti semula. Ia mengaku sejak awal pihaknya telah memberikan atensi kepada pihak terkait mengenai pengerjaan jalan pasca pengerjaan IPAL.
"Sudah saya deteksi dari awal, semenjak saya jadi Kabid Jalan. Saya diserahkan memang untuk kawal IPAL ini terkait recovery-nya," ujarnya.
Sehingga, Ia menegaskan seluruh jalan yang mengalami kerusakan akibat pasca pengerjaan IPAL harus di recovery atau dikembalikan seperti semula. "Seperti sedia kala, sewaktu dia sebelum dikerja. Nah tugasnya dinas PU memang mengawal itu," jelasnya.
Noorhaq mengingatkan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Selatan selaku pihak yang mengerjakan proyek IPAL terkait kondisi jalan yang rusak ini.
Noorhaq mengaku pihak BPPW Sulsel telah menjanjikan agar pengerjaan jalan yang rusak ini untuk dikembalikan kesemula dapat rampung sepenuhnya di bulan April mendatang.
"Sudah ada komitmen dia (balai) terkahir, kita intens koordinasinya, malah saya terakhir sedikit keras, karena beberapa progres yang dia janjikan tidak terwujud sesuai dengan komitmen mereka sebelumnya," tegasnya.
Sebelumnya, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yang telah melakukan komplain terbuka kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Danny--sapaan akrabnya mengaku malu dengan kondisi jalan yang berlubang tersebut. Sabab, Pemerintah Kota Makassar memiliki beberapa agenda nasional dan internasional yang notabene akan mendatangkan tamu dari luar.
"Saya juga banyak agenda nasional dan internasional. Kita malu kalau punya jalan lubang begitu. Seperti saja di daerah itu. Seperti daerah di pelosok yang jalannya jelek," terangnya.
Maka dari itu, Danny berharap kementerian dapat bertanggung jawab penuh atas pengerjaan proyel IPAL ini dengan mengembalikan jalan yang berlubang tersebut dalam keadaan bagus sebelum dikerjakan.
"Jadi saya harap, balai ini harus betul-betul punya tanggung jawab dan konsen mengembalikan jalan Makassar seperti semula. Dulu waktu sebelum digali itu, jalan Makassar mulus semua," ucapnya.
Ia juga meminta untuk segera diaudit pengerjaan IPAL karena meninggalkan pekerjaan yang tidak selesai. "Saya kira perlu diaudit. Kalau perlu diaudit sama APH. Karena membahayakan itu, bayangkan lubang-lubang itu, banyak gelombang," kata Danny.
Ia pun mengungkapkan rasa kekecewaannya atas pengerjaan IPAL yang dilakukan pada siang hari. Di mana waktu tersebut, menurutnya, merupakan kondisi masyarakat sedang menjalankan aktivitas sehingga menimbulkan kemacetan.
"Yang saya agak sedikit kecewa, mestinya kalau ada obstacle di jalan itu kerjalah malam hari. Malam hari dia kerja, siang hari dia kerja. Mestinya kan malam hari," pungkasnya. (sasa/B)