MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, bakal melakukan pelatihan mitigasi bencana bagi guru di Sulawesi Selatan.
Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo menuturkan, hal itu bakal dilakukan pihaknya sebagai tindak lanjut dari perintah presiden dari Rakorsus kebencanaan yang diikuti sebelumnya.
"Pertama bagaimana mitigasi dini. Bagaimana masyarakat saat mengetahui adanya potensi bencana itu. Bagaimana agar didalam rencana pembangunan memasukkan risiko bencana. Menggunakan anggaran yang maksimal," ujarnya, Kamis (9/3/2023).
Ia membeberkan, sebanyak 100 guru akan diberikan pelatihan simulasi, teori dan praktek dan pihaknya telah melakukan simulasi bencana dilakukan di beberapa daerah, salah satunya Parepare.
"Kita akan melakukan bimbingan kepada guru olahraga sekaitan dengan mitigasi dini bencana, untuk mengantisipasi bencana yang terjadi di sekolah," sebutnya.
Menurutnya, panik menjadi masalah utama ketika terjadi bencana dan itu semakin tidak dapat terhindarkan ketika pengetahuan dasar mitigasi bencana itu juga kurang. Ia juga menekankan setiap fasilitas umum memperhatikan instrumen kedaruratan.
"Seperti gedung tinggi sudah diformulasi. Ada namanya jalur evakuasi. Ada peringatan seperti tidak menggunakan lift saat terjadi gempa. Ini yang kita gunakan bagaimana masyarakat itu," terangnya.
“Sebagai muatan lokal, kita akan membentuk dan dijabarkan di siswa-siswi. Karena kalau kita tidak tahu apabila ada bencana dan tidak sadar bencana, itu agak sulit ya,” katanya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulsel, Amran Aminuddin, memaparkan, pada tahun 2022 tercatat 826 bencana di Sulsel, terdampak lebih dari 30.000 jiwa dan dinyatakan menginggal dan hilang 45 jiwa.
Sejauh ini, BPBD dalam hal ini bidang Kedaruratan dan Logistik itu sudah mengalokasikan biaya sebesar Rp 1,6 miliar untuk membantu logistik penanganan bencana. Logistik ini terbagi dari logistik pangan, keluarga, dan shelter.
"Jadi tergantung dari jenis bencananya berdasarkan assesment dari kabupaten/kota, maka BPBD Sulsel akan mensupport dengan peralatan logistik yang tersedia," bebernya.
Untuk itu, lanjutnya, pelatihan bagi guru juga diperlukan untuk mengurangi resiko kebencanaan di lingkungan sekolah. (abu/B)