Dokter Spesialis Kulit: Thrifting Alias Cakar Berisiko Bagi Kesehatan

  • Bagikan
Cakar celana. Pemerintah melarang bisnis jual beli bekas impor atau thrifting.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bisnis impor pakaian bekas atau thrifting belakangan jadi marak dibicarakan usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan instruksi agar bisnis impor tersebut ditelusuri dan ditindak. Hal itu dilakukan karena thrifting dinilai sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri. Namun selain sisi ekonomi, thrifting juga ternyata memiliki risiko bagi kesehatan, utamanya kesehatan kulit.

Menurut dokter spesialis penyakit kulit, dr Nurul Rumila Roem, risiko penularan penyakit kulit lewat pakaian bekas atau yang lebih dikenal dengan sebutan cakar sangat memungkinkan. Apalagi jika konsumen tidak mencuci secara benar pakaian bekas yang dia beli sebelum digunakan.

"Kalau tidak dicuci dengan baik, pasti dia akan menimbulkan penyakit kulit karena tidak bersih, tidak steril. Bisa mengakibatkan penyakit kulit sepert bakteri-bakteri (gatal-gatal), jamur ataupun kutu," kata Nurul saat diwawancara Rakyat Sulsel, Minggu (26/3/2023).

Penyebaran penyakit kulit lewat pakaian bekas kata Nurul bisa melalui skin contact. Selain itu, risiko munculnya bakteri pada pakaian bekas bisa diakibatkan oleh tempat penyimpanannya yang tidak bersih.

Termasuk pakaian bekas yang ditumpuk dalam karung bisa mengakibatkan kelembapan dan menghasilkan jamur serta kutu pada pakaian tersebut.

"Tergantung bakterinya, ada yang bisa bertahan di suhu ruangan, atau malah kalau pakaian bekas kita liat numpuk-numpuk di karung itu bisa beresiko lembap, bisa meningkatkan munculnya jamur di pakaian itu. Penyimpanan dalam karung juga bisa meningkatkan risiko untuk berkembangnya jamur dan bakteri," terangnya.

Untuk itu, dokter yang sehari-harinya bekerja di Rumah Sakit Haji Makassar dan Klinik Cerebellum itu menyarankan, bagi masyarakat pencinta thrifting sebaiknya ikut memperhatikan dampak kesahatannya. Pakaian bekas yang sudah di beli disarankan untuk di cuci ulang sampai benar-benar steril sebelum digunakan.

"Termasuk pakaian baru juga sebaiknya dicuci dulu sebelum digunakan. Terus kalau pakaian bekas itu direndam dulu menggunakan air panas untuk menghilangkan kutu atau bakteri, setelah itu dicuci kembali (menggunakan detergen) sebelum di pakai," pesannya.

Sekadar diketahui, fenomena thrifting atau cakar di Indonesia, termasuk di Makassar begitu marak. Saat ini penjualan pakaian bekas impor itu sudah hampir sama dengan gaya penjualan pakaian-pakaian branded. Selain dipajang di toko khusus penjualan thrifting, beberapa pedagang juga memasarkan lewat aplikasi sosial media (sosmed) seperti Instagram, Facebook dan Tiktok. Penjualnya pun kebanyakan anak-anak muda.

Harganya pun variatif, untuk baju kaos mulai dari harga Rp50 hingga Rp150 ribu, jaket mulai dari harga Rp100 hingga Rp 500 ribu, tas dari harga Rp150 hingga Rp500 ribu, sama dengan sepatu. Harga sendiri ditentukan dari merek dan kondisi barangnya. (isak/B)

  • Bagikan