Dia menyebutkan, jika final Golkar berkoalisi dengan poros Prabowo, itu artinya ada dua figur cawapres dibarisan ini, yaitu Airlangga Hartarto dan juga Muhaimin Iskandar.
"Hanya perlu digaris bawahi. agenda Golkar ingin membangun koalisi bersama dg KKIR tentu tidak terbangun begitu saja tanpa bargaining position. Anggap saja PKB legowo atas bargaining position Golkar. Airlangga Hartarto didapuk sebagi cawapres Prabowo, akan membawa warna tersendiri," kata dia.
"Saya melihat, ketika akhirnya Prabowo final berduet dengan Airlangga Hartarto, peluang menang pasangan ini terbuka lebar," sambung Ras.
Dirinya melanjutkan, paling tidak ada beberapa faktor penilaian saya sehingga duet Prabowo Airlangga potensial tampil kuat, yang pertama adalah faktor figur. Baik Prabowo maupun Airlangga merepresentasi dua isu penting di Indonesia. Prabowo sebagai figur dengan magnet isu keamanan dan pertahanan negara. Sedangkan Airlangga Hartarto, magnet kuat soal isu ekonomi.
"Kedua, mesin partai politik tergolong cukup besar dan massif. Bagaimanpun juga, Golkar dan Gerindra adalah dua partai besar saat ini. Mesin politik kedua partai ini akan lebih mudah menjangkau level grassroot. Ditambah lagi PKB dengan pemilih tradisionalnya," tuturnya.
Faktor ketiga, lanjut Md Ras, adalah faktor kekuatan pembiayaan politik. Cost politik untuk skala Pilpres butuh biaya besar. Sosok Airlangga Hartarto diyakini mampu menopang posisi prabowo sebagai capres.
"Artinya, tiga faktor besar di atas dalam kalkulasi politik, sosok Airlangga Hartarto memang cukup realisitis dipasangkan dengan Prabowo Subianto," pungkasnya.
Manager Strategi dan Operasional Jaringan Survei Indonesia (JSI) Nursandi Syam mengemukakan, pasca mengerucutnya tiga figur capres, Golkar sepertinya mulai realistis untuk mengincar kursi cawapres.
"Airlangga tak getol lagi didengungkan Golkar sebagai calon presiden. Bisa dikatakan, Golkar sedang menjalankan plan B dalam membuka peluang bagi Airlangga untuk masuk ke arena pertarungan di Pilpres," tuturnya.
Ia menyebutkan, soal kans Airlangga menjadi cawapres Prabowo tentu sangat terbuka dan akan tergantung seperti apa variabel kebutuhan cawapres yang diidamkan oleh Prabowo.
Secara elektabilitas, figur Airlangga memang belum menjanjikan. Namun secara historis masing-masing pihak punya kesamaan.
"Golkar punya mesin politik yang kuat dan mapan. Kelebihan itu bisa menjadi daya tarik bagi Airlangga untuk dipinang oleh Prabowo," tutupnya. (Suryadi-Fahrullah/B)