Lelang PSEL TPA Antang: Calon Investor Segera Diumumkan

  • Bagikan
OVER KAPASITAS. Produksi sampah harian di Kota Makassar rata-rata mencapai 1.000 ton per hari. Lahan yang terbatas membuat TPA Antang menjadi over kapasitas, Jumat (19/5/2033).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Kota Makassar segera mengumumkan tiga investor yang lolos ke tahap akhir dalam lelang proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) TPA Antang. Sebelumnya, ada enam perusahaan yang berminat untuk menggarap proyek tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar Ferdy Muchtar mengungkapkan tiga investor tersebut akan diumumkan pada pekan depan. "Minggu ini akan diumumkan," kata Ferdy, Jumat (19/5/2023).

Setelah pengumuman tiga besar investor yang lolos pada proyek PSEL ini, kata Ferdy, maka tahap selanjutnya yaitu tahap terakhir pemenang proyek PSEL TPA Antang. Pengumuman pemenang proyek PSEL TPA Antang dijadwalkan pada Juni nanti.

Adapun syarat yang harus dipenuhi para investor agar dapat memenangkan proyek PSEL TPA Antang ini di antaranya perusahaan memiliki kesanggupan keuangan, memiliki teknologi terbaru yang ramah lingkungan, dan sudah pernah mengelola satu proyek PSEL atau semacamnya, baik di Indonesia maupun luar negeri. Syarat tersebut telah tercantum pada kerangka acuan kerja (KAK).

Menurut dia, urgensi persampahan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Makassar masuk dalam kategori sangat mendesak untuk penanganannya. Olehnya, pihaknya terus menggenjot PSEL dengan tetap memperhatikan prosedur yang ada.
Dalam penjelasannya, ada beberapa aspek yang menjadi pemaparannya, seperti tahapan-tahapan PSEL sejauh ini.

"Kami jelaskan bahwa semuanya on the track dan sekarang sudah masuk dalam tahapan evaluasi dokumen dari konsorsium yang sudah memasukkan dokumen. Diharapkan Juni nanti, pemenang dari investasi PSEL ini sudah ada," kata Ferdy

Perihal beberapa konsorsium yang memasukkan dokumen penawarannya, akan dijadikan satu konsorsium. Mereka diseleksi lagi tim ahli dan panitia untuk memperoleh satu konsorsium sebagai pemenangnya berdasarkan skema KSPI. Mekanisme tender ini memiliki sistem tersendiri. Beda halnya dengan pengadaan biasa.

Sebelumnya, ada enam peserta konsorsium dengan sebagian besar teknologinya berasal dari Cina yang berkolaborasi dengan pengusaha lokal.

"Konsorsium melibatkan permodalan dan teknologi sehingga pengusaha asal Indonesia membangun konsorsium dengan mitranya dari luar negeri, mereka berafiliasi, memadukan teknologi lokal dengan high technology yang nantinya sebagai model pengelolaan sampah di Makassar," jelas Ferdy.

Sebagaimana ditargetkan, bahwa 2024 dimulai konstruksi dan 2025 sudah harus beroperasi. Lokasinya sendiri tidak jauh dari TPA atau paling tidak aksesnya memudahkan proses distribusi sampah. Titiknya pun harus dekat pula dengan sumber gardu listrik dan air.
Namun Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menganggap rencana pembangunan PSEL itu bukan solusi yang tepat.

"(PSEL) Tidak terlalu efektif. Karena sampah di Makassar itu sampah plastik dan basah. Sampah plastik yang menyatu dengan organik. Jadi tidak bisa dibakar, susah," ujar Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin, beberapa waktu lalu.

Amin menuturkan, proyek PSEL bisa efektif diterapkan jika warga Kota Makassar sudah dapat memilah sampah organik dan anorganik secara maksimal. Menurutnya, warga perlu diedukasi pentingnya memilah sampah.

"Kalau kebiasaan orang Makassar itu memilah sampah plastiknya secara baik, secara rutin, itu bisa menjadi modal untuk bahan bakar listrik. Tapi kalau sampah plastik tercampur dengan sampah basah, bagaimana bakarnya? Tidak efektif karena sampah kita sampah campuran," ujar dia.

"Makanya yang harus dilakukan pemerintah itu penting memilah sampah dari rumah, dari sumber, kalau tidak dilakukan sampai kiamat masalah ini tidak selesai," ujar Amin.

Menurutnya, Pemkot Makassar harus secara komprehensif dalam mengatasi persoalan persampahan. Solusinya harus dimulai dari tingkat rumah tangga.

"Jadi kita pilih sampahnya sejak dari rumah, dan itu dalam bentuk gerakan. Makanya memang pemerintah kota dan wali kota mau lihat kota ini bersih, maju, harus berani menganggarkan dua kali lipat anggaran sebelumnya ke dinas lingkungan hidup," tegasnya. (shasa anastasya/B)

  • Bagikan