MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Saat ini prevalensi perokok di Kota makassar masih cukup mengkhawatirkan. Data dari Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan prevalensi perokok penduduk diatas 10 tahun mencapai 25,88 persen, begitupun angka perokok anak dan remaja.
Direktor Hasanuddin Contact Prof Alimin Maidin MPH mengatakan satu banding empat anak berusia 10 tahun adalah perokok anak. Dengan kondisi tersebut, Prof Alimin menyebut anak-anak tersebut dimasa depan akan rentan terkena penyakit.
Bahkan, Ia menilai beberapa tahun kemudian akan merusak masa depan anak-anak tersebut.
"Bayangkan generasi yang akan datang yang kita harapkan nanti di 2035 - 2042 sebagai bonus demografi, bisa bisa menjadi beban demografi negara," ucap Prof Alimin.
"Karena rokok itu dengan segala konsekuensi sudah tau akan merusak sendi-sendi kehidupan, dengan merusak kecerdasan anak-anak di masa yang akan datang," sambung Prof Alimin.
Diketahui, Hasanuddin Contact merupakan lembaga yang berada di bawah naungan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas. Lembaga ini dibentuk dengan tujuan memperluas pengendalian tembakau dan pencegahan penyakit tidak menular di Indonesia bagian timur.
Prof Alimin yang juga merupakan Guru Bear Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas ini mencontohkan, di Sulawesi Selatan sendiri banyak tokoh-tokoh cerdas dan hebat yang terkenal di Indonesia seperti Habibie, Jusuf Kalla, Jenderal Jusuf, Prof Nasaruddin bukan merupakan seorang perokok.
Maka dari itu, Ia mengatakan untuk mengatassi permasalahan tersebut diharapkan seluruh pihak terlibat agar di Indonesia khususnya di KOta Makassar dapat bebas dari bahaya rokok. Sehingga, dapatt melahirkan generasi-generasi cerdas di masa depan yang luar biasa.
"Kami ingin ada anak muda muncul seperti Jusuf Kalla, Habibie, Jendral Jusuf, Nasaruddin Umar. Jadi ini penting sekali, orang Makassar ini banyak orang pintarnya," tutup Prof Alimin. (Sas/A)