MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tahapan pemilu 2024 sudah memasuki babak pengisian. Dimana partai politik sebagi peserta pemilu telah menyetor jagoan yang akan berlaga memperebutkan kursi di parlemen. Baik kursi DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten dan Kota.
Pasca menyetor Daftar Caleg Sementara (DCS) ke KPU. Adu kuat parpol berebut akan 934 kursi se-Sulsel untuk semua dapil. Adapun rincian kursi diperebutkan di semua tingkatan. Ada 24 kursi DPR RI, 85 kursi DPRD Provinsi dan 825 kursi DPRD di 24 Kabupaten/Kota.
Kendati demikian, meskipun banyak ingin mencaleg namun, ada ancaman baru bagi parpol. Dimana saat ini, jumlah pemilih di Sulawesi Selatan berkurang 41.066 setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel menghapus nama ganda dari Daftar Pemilh Sementara (DPS) perbaikan menuju Pemilu 2024.
Data yang dihimpun awak media melalui KPU Sulsel, Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) Pemilu 2024 di Sulsel, sebanyak 6.686.826. Berkurang 41.066 dari DPS yang sebelumnya ditetapkan KPU Sulsel, yakni sebanyak 6.727.892.
Koordinator Divisi Data dan Pemilih KPU Sulsel, Romy Harminto mengatakan, data pemilih sementara itu dilakukan penghapusan sebanyak 41.066, karena terjadi kegandaan.
"Data ganda tersebut kami ketahui ketika saat melakukan sinkronisasi pada rapat koordinasi nasional di Surabaya, tanggal 9 - 13 Juni 2023," ujar Romy, Rabu (14/6).
Menurut mantan komisioner KPU Makassar itu, kegandaan yang terjadi terdapat satu nama berada dua tempat. Misalnya antar kecamatan, antar kabupaten/kota, antar Provinsi hingga luar negeri.
Sehingga pembersihan data ganda ini sekaligus upaya meningkatkan partisipasi pemilih. Maka pembersihan ini dilakukan karena sangat berpengaruh kepada tingkat partisipasi pemilih nanti.
"Ketika masih berada dalam satu kabupaten/kota, otomatis tingkat partisipasi akan rendah, karena tercatatnya satu orang di dua tempat, itu menjadikan ukuran ukuran persentase partisipasi pemilih akan menurun," katanya.
Diakui Romy, apabila data bersih akan memudahkan untuk memetakan tingkat partisipasi pemilih. Serta suara pemilih bisa terjaga. Angka partisipasi bisa dihitung secara ril kalau nanti sudah ditetapkan KPU RI bahwa data pemilih dijamin bersih dan tidak ada ganda.
"Partisipasi pemilih saya bisa bilang kita target 80 sampai 90 persen, sepanjang data bersih. Karena biarpun data pemilih tinggi kalau ganda pasti partisipasi rendah, karena tidak ada orangnya," ucapnya.
Sedangkan, Kasubag Divisi Data dan Informasi (Datin) KPU Sulsel, Ancha Syarifuddin juga mengakui bahwa adanya data pemikih berkurang pada DPS sementara atau DPSHP.