MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Golkar mulai memetakan daerah pemilihan yang menjadi basis pada Pileg 2024 untuk mengembalikan kejayaan di Sulawesi Selatan sebagai lumbung suara. Utamanya perolehan kursi di DPRD Provinsi.
Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulsel, Marzuki Wadeng menyebutkan, dengan komposisi Bacaleg dan ditopang kerja maksimal pihaknya optimis mampu meraih hasil maksimal sesuai target yang dipasang.
Menurut Marzuki, untuk DPRD Provinsi Partai Golkar ingin mengembalikan lima kursi yang hilang pada Pileg 2019. Di mana kursi Golkar dari 18 menurun jadi 13.
"Target kita provinsi minimal kembalikan 18, mudah - mudahan bisa dicapai. Untuk mencapai itu," ujar Marzuki Wadeng, Minggu (25/6/2023).
Mantan anggota DPRD Sulsel itu menyebut, upaya tersebut bukan sesuatu yang sulit sepanjang seluruh Bacaleg bekerja maksimal.
Marzuki memetakan dari 11 daerah pemilihan (Dapil) untuk kursi DPRD Provinsi, pihaknya optimis mampu menambah kursi di Dapil 3 (Gowa - Takalar), Dapil 6 (Maros-Pangkep-Barru-Parepare), Dapil 7 (Bone), Dapil 10 (Tana Toraja - Toraja Utara) dan Dapil 11 (Luwu Raya).
"Tidak susah sepanjang semua caleg bergerak maksimal. Itu kalkulasi. Kemarin terpuruk sekali, kita berharap bisa kembali 18 kursi," saran dia mengegaskan.
Di sisi lain, Marzuki menjelaskan, untuk DPR RI pihaknya menargetkan meningkat dari empat menjadi tujuh kursi. Dengan pemetaan Dapil I dua, Dapil II tiga dan Dapil III dua.
" Itu bisa jika melihat potensi Bacaleg. Kami Partai Golkar turut menargetkan kursi DPRD Kabupaten/Kota dari 139 di Pemilu 2019 naik menjadi 200 di Pileg 2024," jelasnya.
Pengamat politik, Ras Md juga Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia itu menuturkan jika Golkar Sulsel saat ini tak lagi sama dengan Golkar sebelumnya.
"Kalau dikihat bahwa partai berlambang pohon beringin di Sulsel terlihat redup di tengah lumbung suara sendiri," katanya.
Lanjut dia, jika diamati. Kata dia, perkembangan Golkar di bawah nahkoda Taufan Pawe, tak ada pergerakan yang begitu signifikan dari sebelumnya. Cenderung stagnan bahkan performanya menurun.
Ia kemudian mencontohkan minimnya aksi-aksi nyata Golkar. Sangat berbeda dari era sebelumnya. Ditambah lagi struktur partai Golkar dari level Provinsi hingga level terbawah cenderung tak solid.
"Padahal, tahun 2023 sudah masuk tahun politik. Jika kondisi Golkar tak segera berbenah, maka tidak menutup kemungkinan Partai yang selalu berjaya di Sulsel ini akan kalah dalam pertarungan Pemilu mendatang," jelasnya.
Ras menyimpulkan, paling tidak, ada tiga faktor mengapa Golkar sulsel saat ini tak tampil dominan di lumbung suara sendiri. Faktor pertama, strong leadership.
Menueutnya, pemimpin yang kuat akan menghasilkan perkembangan sebuah organisasi makin pesat. Dalam pengamatan saya, kondisi ini tidak tercipta dengan baik di Golkar Sulsel.
Faktor kedua, solidaritas struktur dan juga kader tak berjalan seirama. Golkar tidak seperti lainnya. Diinternal sendiri banyak faksi.
"Banyak senior dan juga kader dengan pemikiran yang hebat. Potensi yang dimiliki Golkar jika tidak dikelola dengan baik, maka target-target politik Golkar sulit tercapai," tambahnya.
Faktor ketiga, komunikasi dan silaturahim sang nahkoda tak membumi. Berpartai tidak terlepas dari rasa nyaman, rasa saling menghargai antar pengurus dan juga kader.
"Kondisi tersebut bisa tercipta dengan gaya komunikasi dan juga silaturahim sang nahkoda. Nah, Golkar mesti berbenah," tutupnya. (Yad/A)