MINA, RAKYATSULSEL - Makanan tradisional khas Bugis-Makassar, Kacipo jadi menu primadona untuk jemaah haji di Mina Maktab 444 konsorsium Himpuh terdiri 20 travel dengan ditemani teh dan kopi hangat mengobati kerinduan terhadap kampung halaman.
Haji Andi Baso Rahman, jemaah dari Palembang namun lahir di Kota Makassar mengatakan sudah lama merindukan Kue Kacipo saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebuah berkah lintas negara saat menunaikan ibadah haji malah bisa mencicipi makanan tradisional Bugis-Makassar ini.
"Jemaah Haji dari kota lain pun semua sepakat Kacipo enak," ujar Andi Baso, Jumat (30/6).
Terpisah, Pembimbing Haji Ustad KH Salahuddin Ayyub ikut merasakan kegembiraan yang dirasakan jemaah haji yang menikmati kue tradisional Kacipo. Kue mirip onde onde berbentuk kelereng dengan hiasan wijen ini sering jumpai saat diruang tamu keluarga saat lebaran ataupun menjadi cemilan saat bersantai.
"Kacipo dibuat dari Tepung ketan, santan, gula dan bertaburan wijen dengan rasanya yang gurih, renyah dan nikmat. Camilan yang satu ini selalu dijadikan oleh-oleh bagi mereka yang berasal dari kota lain. Bagaimana tidak, camilan ini menjadi favorit karena rasanya yang gurih dan renyah apalagi bertaburan wijen," tutur Salahuddin.
Sementara, Dokter Pendamping Jamaah Haji dr Wachyudi Muchsin mengatakan Kacipo merupakan cemilan sehat dan membahagiakan saat di tenda Mina. Di mana, efektif memunculkan hormon kabahagiaan endorfin dan serotonin.
"Kue Kacipo ini sangat bagus untuk booster imunitas alami bagi tubuh agar sehat," jelas Dokter Koboi--sapaan akrab dr Wachyudi Muchsin. (*)