MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menyatakan mundur sebagai kader Partai NasDem. Ini sebenarnya bukan kejutan karena sudah lama santer beredar Wali Kota Makassar itu akan menanggalkan jaket biru gelap milik NasDem. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, pun, siap menghamparkan karpet merah sebagai rumah politik baru bagi Danny.
PDIP Sulawesi Selatan langsung merespons sikap politik Danny Pomanto. Di saat yang bersamaan, beredar foto Danny tengah duduk berdua dengan Ketua PDIP Sulsel Ridwan Andi Wittiri.
"Foto itu sudah lama, bukan baru-baru," kata Ridwan saat ditemui di Kecamatan Tallo, Minggu (2/7/2023).
Menurut Ridwan, siapa pun yang ingin bergabung dengan partai belambang Bantaeng siap untuk diterima.
"Kami akan terima siapapun selama tidak mengantongi kartu tanda anggota partai lain," ujar Ridwan.
Ridwan mengatakan, dua kerabat dekat Danny telah lebih dahulu mengenakan jaket merah dan menjadi bakal calon anggota legislatif Kota Makassar Daerah Pemilihan Biringkanaya dan Tamalanrea. Keduanya adanya anak menantu Danny, Dokter Udin dan adik istri Danny Pomanto.
Ketua Dewan Kehormatan PDIP Sulsel, Andi Ansyari Mangkona menyatakan siap menyambut bila Danny Pomanto menjatuhkan pilihan ke pantai Banteng.
"Pilihan ada di Danny mau gabung di partai mana. Kami PDIP sambut baik jika berkeinginan bergabung," kata Ansyari Mangkona.
"Lebih bagusnya tanya langsung ke anny gabung ke partai mana? Kami siap saja bersama memenangkan PDIP di Sulsel," sambung Ansyari.
Anggota DPRD Sulsel itu menilai sosok Danny adalah pemimpin yang bijak. Apalagi, dia mengklaim, Danny memiliki segudang prestasi selama memimpin Kota Makassar selama dua periode.
Menurut dia, komunikasi elit PDIP dengan Danny Pomanto sejauh ini baik-baik saja. Baik kaitan program maupun hal lainnya.
Ansyari mengatakan pihaknya merasa bersyukur bila Danny bergabung ke partai PDIP. Bahkan, ditegaskan partainya sangat terbuka menerima Danny atau figur siapa saja bergabung.
"Kami lihat selama ini Danny sukses pimpin kota Makassar. Komunikasi kami PDIP dan Danny intens. PDIP partai terbuka, bagi siapa saja gabung termasuk Danny," imbuh dia.
Sebelumnya Wali Kota Makassar mengaku bahwa dirinya selalu dekat dengan partai manapun termasuk PDIP. Dengan begitu keinginan untuk bergabung partai manapun, ia akan menentukan sikap dalam waktu dekat.
Danny menegaskan dirinya selalu membuka diri, berkomunikasi dengan elit partai lain. Tujuanya adalah menjalin hubungan yang baik guna untuk membangun kota Makassar dan Sulsel ke depan.
"Saya dekat dengan partai manapun. Baik itu PDIP, Golkar, PAN, Gerindra. Keinginan untuk bergabung yang mana saya akan tentukan sikap dalam waktu dekat," kata Danny, beberapa waktu lalu.
Diketahui di tahun 2023 ini Danny sudah 2x bertemu Ketua DPD PDIP Sulsel,Ridwan Andi Wittiri. Pertama di kediaman pribadinya, Jl. Amirullah, Minggu (26 Maret 2023) malam. Kemudian Danny bareng Ridwan kembali bertemu di Amirullah tanggal 30 Juni 2023.
Saat dikonfirmasi, Danny mengaku hanya pertemuan biasa berupa silaturahmi dengan ketua PDIP Sulsel itu.
"Kami silaturahmi biasa. Bertemu bahas saling mendukung pembangunan kota Makassar. Apalagi PDIP kan juga melakukan agenda," kata Danny.
Danny mengaku sangat senang dengan kedatangan ketua DPD PDIP Sulsel itu. Meskipun keduanya memiliki jadwal padat agenda, namun tetap ada waktu bertemu. Padalnya Danny selaku wali kota dan ARW sebagai anggota DPR RI dari dapil Sulsel I. Termasuk kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar.
"Ini luar biasa, memang dari dulu kami sudah sering silaturahmi (non formal) seperti ini," ungkap Danny.
Danny sendiri tidak menampik adanya pembicaraan terkait Sulsel 2024 di antara keduanya. Bahkan bukan hanya soal politik lokal tahun depan. Akan tetapi juga membicarakan politik nasional 2024.
"Kami berbincang terkait banyak hal, termasuk peta politik nasional, Sulsel, dan juga Makassar yang intinya baik untuk semua," tuturnya.
Sebelumnya, beredar surat pengunduran diri Danny Pomanto tertanggal Sabtu 1 Juli 2023. Surat itu ditujukan kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Danny beralasan mundur dengan alasan keluarga dan politik.
Danny Pomanto membenarkan surat pengunduran diri tersebut. Hanya saja dia enggan menjelaskan secara detail alasan mengundurkan diri tersebut.
"Nanti saya jelaskan pada konferensi pers besok (hari ini)," imbuh dia.
Berdasarkan informasi beredar, sudah lama Danny memberikan sinyal mundur dari Partai NasDem dan bergabung PDIP. Apalagi, Danny berlawanan arah dukungan dalam pemilihan presiden 2024. Danny lebih menjagokan kandidat PDIP, Ganjar Pranowo ketimbangan usungan Partai NasDem, Anies Baswedan.
Danny juga dikabarkan akan ke PDIP pada 17 Juli nanti. Dia juga rencananya akan dikukuhkan menjadi Ketua Pemenangan Ganjar di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Ketua OKK DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin memberikan tanggapan perihal Danny yang hengkang dari NasDem. Menurut dia, Danny punya hak prerogatif untuk memilih partai manapun bergabung. Pihaknya di NasDem tidak dapat mempertahankannya bila hendak mundur.
"Dia punya hak prerogatif. Mau keluar dia mau atau bertahan, kami hargai sebagai pilihak dan hak individu masing-masing orang," ujar Tobo.
Tobo mengatakan, belum mengetahui penyebab Danny meninggalkan NasDem. Apalagi, kata dia, surat pengunduran diri tersebut ditujukan langsung kepada Ketua Umum Surya Paloh. NasDem Sulsel dan NasDem Kota Makassar hanya menerima tembusan.
"Soal alasan keluar dan segala macamnya, kami belum tahu. Saya juga belum koordinasi dengan Ketua NasDem Sulsel," ujar dia.
Akademisi dari Universitas Hasanuddin Profesor Aminuddin Ilmar menilai setiap warga negara berhak memilih hidup dan kehidupan termasuk wadah berpolitik.
"Hak setiap orang untuk mundur dan keluar menjadi anggota partai politik karena ada pertimbangan tertentu," ujar dia.
Dia mencontohkan bahwa sudah banyak politisi nasional dan lokal yang berpindah partai bak kutu loncat. Oleh sebab itu, tidak boleh dipersoalkan dengan keinginan Danny Pomanto yang berpikir meninggalkan NasDem demi jalan terbaik di masa depan.
"Pak IAS juga meninggalkan Golkar berpindah ke Demokrat dan dari Demokrat kembali lagi ke Golkar. Jadi jangan dipersoalkan kalau orang pindah dan keluar dari partai politik karena semua sama juga," ujar dia.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar Yusuf mengatakan hengkangnya Danny tentu dengan berbagai pertimbangan seperti tercantum di surat resmi ke DPP NasDem.
"Saya kira sudah jelas alasan pak DP di surat pengunduran dirinya itu," ujar dia.
Menurut dia, Danny belum menentukan sikap ke partai mana. Dengan begitu belum bisa ditebak kemana berlabuh, meskipun, kata dia, publik berpandangan Danny akan ke PDIP.
Dia mengatakan, ada dampak positif dan negatif Danny memilih hengkang. Dimana anaknya saat ini masih tercatat masuk di bacaleg NasDem, begitu juga istrinya masuk resmi sebagai kader NasDem.
"Jadi, saya kira ada dampak positif dan negatif. Apalagi saat ini istri dan anak dia mau caleg lewat NasDem. Tapi sisi positif Danny ke depan bersinergitas membangun Makassar dan Sulsel lebih baik. Dan melihat nuansa partai bisa sinergitas," imbuh dia. (suryadi-fahrullah/C)