MAKASSAR, RAKYATSULSEL-Pemprov Sulsel melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel menggelar semiloka Pengembangan Kambing dan Domba Orientasi Ekspor serta meluncurkan Program Menyapa Petugas Lapang dan Peternak Andalan Sulsel di Four Point Hotel, Senin (21/8/2023).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking menyampaikan pelaksanaan kegiatan itu berlandas pada keinginan masyrakat untuk memelihara domba, hanya saja perlu melihat beberapa pertimbangan.
Kata dia, lokakarya yang dilaksanakan oleh pihaknya bersama para perternak kambing dari 24 kabupaten dan kota di sulsel, itu akan membahas potensi dan peluang serta risiko dari pengembangan kambing dan domba.
Ia menyampaikan, tak hanya melihat dari peluang pemeliharaan dan peternakan domba tetapi juga melihat resiko dari ternak domba itu sendiri yang bisa merujuk pada kesehatan hewan ternak lain terutama sapi.
“Ada beberapa teman-teman peternak ingin sekali mengembangkan domba, makanya hari ini kami lokakarya hari ini untuk melihat peluangnya, karena adanya ancaman, karena pada domba itu dia membawa carrier, Malignant Catarrhak Fever (MCF), yang itu juga bisa mematikan sapi, jadi kalau hidup berdamping sapi akan menderita, dombanya tidak bermasalah, ini yang menjadi masalah,” terangnya, Senin (21/8/2023).
Ia melanjutkan, meski beberapa pandangan dari peserta itu memiliki potensi (ternak domba) tentu akan melihat potensi dan analisis keuntungannya.
"Kita mau diskusi, bagaimana kalau kambing saja, bagaiman kalau kambing lebih menguntungkan, bagaimana sistem pemeliharaannya bagaimana sistem panennya, seperti apa pasarnya, itu yang perlu kita diskusikan,” sebutnya.
Tak hanya itu, lanjut Nurlina Saking sekaitan dengan izin untuk berternak domba di wilyayah sulsel masih dilakukan pembatasan dan masih merampungkan pembahasan sekaitan dengan pemeliharaan domba.
“Antisipasi saat ini tidak diizinkan dulu memasukkan dombanya, memang ada sedikit, tpi itu sudah lama sekali, dulu pernah ada penyakitnya, sekarang sudah tidak ada sementara kita larangan dulu distribusi domba di sulsel,” sebutnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan, meski domba terbilang memiliki potensi pasar yang baik namun rencana untuk mengembang domba di wilayah sulsel itu perlu juga perumusan yang bijak.
“Domba cukup resisten memiliki virus yang bisa menyerang dengan sapi bali, makanya itu perlu dilakukan mitigasi, agar hidup bisa berdampingan, sama-sama bisa berkembang,” sebutnya.
Ia menyampaikan, mitigasi untuk resisten (virus berbahaya domba) itu perlu perencanaan yang matang, “Intinya kita ingin membuat sebuah hasil mitigasi, kita mau buatkan perencanaan dulu baru melaksanakan program pembenihan penangkarannya, baru kita melakukan persebarannya, lalu kita lakukan pendampingan,” pungkasnya. (Abu Hamzah/B)