PROBOLINGGO, RAKYATSULSEL - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan proses pemulihan ekosistem di kawasan wisata tersebut membutuhkan waktu lima tahun pascakebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala BB TNBTS Hendro Widjanarko mengatakan waktu yang cukup lama tersebut untuk mengembalikan pepohonan asli di kawasan Blok Savana Lembah Watangan tumbuh dengan optimal.
"Pohon-pohon asli di kawasan TNBTS seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun," kata Hendro, Kamis (21/9).
Hendro menjelaskan dalam upaya memulihkan ekosistem kawasan Gunung Bromo yang mengalami kebakaran hutan dan lahan pada Agustus dan September 2023 tersebut, ada tiga mekanisme yang diterapkan.
Mekanisme pertama pemulihan secara alami, khususnya untuk area savana atau padang rumput di kawasan tersebut. Kemudian, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali serta restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.
"Pemulihan ekosistem, itu ada tiga mekanismenya, alam, rehabilitasi, restorasi. Jadi, yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kami lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan sudah bisa pulih," ujarnya.
Dia menambahkan upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar dari total taksiran kerugian hingga Rp5,4 miliar akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut.