SOLO, RAKYATSULSEL - Prof. Moh. Hasil Tamzil bersama istrinya, Abdiah, mencari keadilan atas meninggalnya sang anak, Wahyu Dian Silviani yang merupakan dosen UIN Raden Mas Said, Solo.
Wahyu dibunuh oleh tukang bangunan yang bekerja di rumahnya pada 28 Agustus 2023 lalu. Polres Sukoharjo sendiri telah menangkap pelaku pembunuh dosen tersebut, yakni Dwi Feriyanto (23).
Orang tua korban pembunuhan sadis itu berangkat dari Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju Bandara Internasional Lombok, naik pesawat menuju Bandara Djuanda. Lalu, naik kereta api turun di Stasiun Solo Balapan.
Setelah ketiganya turun dari kereta, mereka langsung menuju ke Polsek Gatak Sukoharjo, tempat di mana kasus kematian anaknya diselidiki dan kini sudah masuk ranah penyidikan.
Seusai dari Polsek Gatak dan Polres Sukoharjo, Abdiah bersaksi bahwa almarhumah Wahyu Dian Silviani merupakan pribadi yang sangat baik, sopan, santun, pendiam, hormat kepada orang tua, dan menaruh hormat kepada siapapun tanpa memandang status sosial.
Dia menuturkan, Dian, sapaan sehari-hari alamarhumah, tidak pernah berkata kasar, tidak pernah menyakiti apalagi sekelas tukang. Setiap hari memberikan makanan dan minuman, meski mereka dibayar dengan sistem borongan lepas.
"Saya selalu ingatkan ke Mbak Dian, 'ini musim panas belikan tukangnya makanan dan minuman'. Apa yang saya kasih tahu ditunaikan sama dia," ucapnya, Rabu (27/9).