MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Aksi solidaritas Peduli Melayu Rempang terus berdatangan, termasuk dari Kota Makassar. Di mana, warga di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau itu terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah karena menolak direlokasi ke Pulau Galang guna pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Eco City.
Perlawanan yang dilakukan warga tersebut dikarenakan warga memilih bertahan di kawasan yang diklaim sebagai kampung-kampung Melayu tua di Rempang.
Aksi solidaritas warga Makassar yang tergabung dalam Solidaritas Suku Makassar Suku Melayu menyatakan sikap mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah. Kamis sore (28/9/2023).
Dalam aksi unjuk rasa yang digelar di depan Museum Benteng Rotterdam itu, massa aksi terlihat membawa spanduk juga mengenakan pakaian baju adat Makassar sebagai simbol kepeduliannya terhadap masyarakat adat.
Mereka berorasi secara bergantian menyuarakan aspirasi atas apa yang dialami warga Melayu di Pulau Rempang.
Koordinator aksi, Zubhan Daeng Nuntung menyampaikan, masyarakat sudah tidak dipercaya lagi terhadap pemerintah era sekarang, yang kemudian menenggelamkan sejarah peradaban Melayu.
"Menolak dengan keras penggusuran dan relokasi masyarakat Melayu di Pulau Rempang," ujar Zubhan kepada wartawan.
Zubhan menuturkan, Suku Makassar Solidaritas Suku Melayu mendesak pemerintah untuk membatalkan investor asing yang dianggap merugikan masyarakat Melayu di Pulau Rempang.
Selain itu, Zubhan juga dengan tegas menyatakan mengutuk keras tindakan aparat yang dinilai represif kepada masyarakat Melayu. Maka dari itu, pemerintah diminta untuk lebih mengutamakan nilai-nilai historis adat dan budaya suku Melayu.
"Pemerintah seharusnya lebih mengedepankan nilai-nilai historis suku Melayu. Mereka juga ikut berjuang dan memiliki catatan sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, jagan seenaknya di gusur," ungkapnya.
Setelah melakukan aksi unjuk rasa di depan Museum Benteng Rotterdam warga pun bergerak ke Jalan Urip Sumohardjo untuk kembali melanjutkan aksinya. (Isak/B)