PANGKEP, RAKYATSULSEL - Kemarau panjang tidak hanya menyebabkan sejumlah lahan pertanian di Pangkep alami kekeringan, kemarau juga berdampak pada menurunnya pelayanan air bersih di PDAM Pangkep.
Tidak maksimalnya pelayanan air bersih bagi pelanggan diakui akibat dari debit sumber air milik PDAM Pangkep alami pengurangan, bahkan mencapai 50 persen dari debit normal.
"Saat ini kita sulit penuhi kebutuhan pelanggan, karena kondisi debit air surut, bahkan mencapai lima puluh persen, sehingga mesin pompa juga tidak bisa bekerja 24 jam, hanya 12 jam," ungkap Dirut PDAM Pangkep, Ir. Akbar
Meski sejumlah sumber air alami penurunan debit, namun PDAM akui banyak terbantu oleh sumber air baku Tagari, yang terletak di Desa Lanne, Kecamatan Tondong Tallasa.
"Kita sedikit terbantu dengan air baku Tagari, yang mampu menghasilkan 30 liter air perdetik," tambahnya.
Lebih jauh dikatakan, selain dampak kemarau, sejumlah pipa milik PDAM juga mengalami kerusakan akibat penggalian dan pengerjaan darinase sehingga semakin sulit melayani pelanggan yang saat ini jumlahnya mencapai 9000 pelanggan.
"Jadi pipa yang rusak itu kita sudah minta pihak rekanan untuk melakukan penggantian," tutupnya.
Untuk diketahui jika debit air normal PDAM Pangkep mampu memproduksi sebanyak 280 liter perdetik dari 8 sumber air yang ada.
8 sumber air yang dimaksud yakni Sumber air Lelang kassi untuk kecamatan Minasatene, Sumber air Ciddokang dan Mattampa untuk wilayah kecamatan Bungoro dan Pangkajene, Ulu ere Desa Kabba untuk kecamatan Minasatene.
Selain itu juga ada sumber air Jatie untuk wilayah kecamatan Labakkang dan Marrang, sumber air Amputtang untuk wilayah khusus Segeri, Tombolo untuk desa Padang Lampe dan kecamatan Marang, serta Sumber air Manggalung untuk pelanggan di kecamatan Mandalle. (Atho)