MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sulsel, Andi Hasbi Nur menyampaikan kebiasaan masyarakat membakar lahan yang berujung pada kebakaran hutan juga telah meregang nyawa dan hal itu mesti menjadi pelajaran untuk masyarakat.
Kata dia, masyarakat acapkali memanfaatkan musim panas untuk membersihkan lahan sebelum memasuki musim hujan untuk memulai aktivitas pertanian kembali pada lahannya pun dengan masyarakat yang lalai melakukan pengawasan pada pembakaran sampah yang dilakukannya.
Bahkan kata dia, dengan kebiasaan membakar lahan untuk membersihkan sisa panen itu sampai saat ini sudah memakan korban.
Untuk informasi, seorang pria (54) di Kabupaten Bone, ditemukan tewas terbakar di lahan miliknya pada Selasa (3/10) sekitar pukul 20.00 Wita.
“Sampai saat ini ada dua korban dari kebakaran lahan, ada di bone dan wajo di hutan di kawasannya sendiri kebunnya,” bebernya di kantor Gubernur Sulsel, Kamis (12/10/2023).
Ia juga menyampaikan, kebiasaan masyarakat yang membakar lahan juga dimanfaatkan jika sampai membakar hutan sebagai perluasan lahan miliknya, dan itu dapat diketahui jika telah memasuki musim tanam para masyarakat yang melakukan penanaman disana.
“Banyak masyarakat yang di sekitar hutan bahwa sengaja emang bakar lahan yang dekat hutan dan itu bisa dideteksi kalau musim hujan dan kalau dia masuk menanam berarti dia yang melakukan kebakaran hutan,” sebutnya.
Ia juga menyampaikan, masyarakat yang melakukan pembakaran hutan juga tidak bisa mengendalikan api tersebut karena kurangnya edukasi, ia menyampaikan juga telah berkoordinasi bersama dengan para penyuluh pertanian agar memberikan edukasi kepada masyarakat pembersihan lahan pasca panen agar menghindari pembakaran lahan yang dapat berujung petaka baik kebakaran hutan maupun memakan korban jiwa.
“Kita minta penyuluhan bukan hanya terkait bagaimana menanam sekalian untuk pasca panen (jangan membakar) dalam skala besar dan harus ada tekniknya,” pungkasnya. (Abu/B)