MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Sulawesi Selatan berambisi lolos parliamentary threshold atau ambang batas empat persen sekaligus mengamankan kursi di daerah pemilihan (dapil) Sulsel I meliputi Kabupaten Bantaeng, Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Takalar, dan Kota Makassar pada pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.
Diketahui, PSI telah menjadi peserta di Pemilu 2019 silam, namun belum mampu lolos ambang batas empat persen karena hanya memperoleh 1,89 persen suara secara nasional.
Ketua PSI Sulsel, Muhammad Surya mengungkapkan, ada beberapa dapil yang berpotensi meraih kursi di DPR RI.
"Kami optimistis meraih kursi di Pileg mendatang. Ada beberapa dapil potensi untuk mendapatkan kursi di Senayan. InsyaAllah kami yakin pecah telur. Khusus DPR RI, kami target dua dari tiga dapil yang ada di Sulsel," ungkapnya kepada Harian Rakyat Sulsel, Selasa (27/10/2023).
Apalagi, Muhammad Surya menambahkan, sebagai bakal calon DPR RI dapil Sulsel I, dirinya sudah menguasai beberapa wilayah sebagai pendulang suara.
"Tentu saja di dapil Sulsel I kami dapat satu kursi, karena saya maju di dapil ini. Saya sudah menguasai dapil ini," jelasnya.
Sekretaris DPW PSI Sulsel, Maqbul Halim mengungkapkan, PSI Sulsel saat ini makin masif menggelar kegiatan di tengah masyarakat. Strategi ini untuk memperkenalkan partainya yang berdampak pada penguatan elektoral partai.
"Caleg kita rata-rata ialah memiliki pengalaman tanding. Setiap Minggu pasti ada kegiatan meramaikan posko, salah satunya senam sehat," singkatnya.
Manager Strategi dan Operasional, Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menyatakan, partai politik non parlemen dan baru menyongsong tantangan yang begitu besar. Sebab, harus terlebih dahulu mesti meloloskan diri menjadi peserta pemilu dengan melewati tahapan verifikasi.
"Terlebih lagi wacana ambang batas parlemen, dari 4 persen menjadi 5 persen semakin menguat," katanya.
Situasi itu, lanjut Nursandy, membutuhkan pikiran, kerja ekstra dan finansial yang berlipat ganda. "Namun ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk mengangkat nilai elektoral parpol non parlemen dan partai baru," paparnya.
Dirinya juga menyebutkan Parpol pendatang baru non parlemen perlu menawarkan gagasan politik yang baru. "Bagaimana membranding partai yang relevan dengan masyarakat pemilih hari ini," ujarnya.
Selanjutnya mendekatkan identitas partai kepada masyarakat. hingga melakukan rekrutmen caleg-caleg yang berkualitas. "Dan terakhir menjalankan berbagai program kepartaian yang menyentuh hati masyarakat pemilih," tutup Nursandy. (Fahrullah/B)