MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah polisi berpakaian preman dan wartawan nyaris jadi korban pembusuran sekelompok pria bertopeng di dalam kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, pada Selasa (7/11/2023) sore.
Kejadian penyerangan ini berlangsung sekitar pukul 17.00 WITA, bermula saat beberapa polisi yang tidak menggunakan pakaian dinas sedang berbincang-bincang dengan sejumlah wartawan di dekat Masjid Umar Bin Khattab UMI Makassar.
Kedatangan polisi dan wartawan di kampus itu berkaitan dengan video viral aksi penyerangan sekelompok pria bertopeng di dalam kampus UMI Makassar, Selasa sore.
Sebelum penyerangan susulan yang menyasar sejumlah polisi dan wartawan itu terjadi, situasi di dalam kampus masih kondusif seperti hari-hari biasanya, sivitas akademik berjalan seperti biasanya.
Namun beberapa saat kemudian, situasi berubah, ada sekelompok pemuda yang menggunakan topeng tiba-tiba muncul dari sela-sela mobil yang terparkir di kampus itu.
Kelompok pria yang jumlahnya puluhan itu muncul dengan menenteng senjata tajam jenis busur, badik, hingga batu. Beberapa dari pelaku penyerangan itu kemudian mengarahkan anak panah busurnya ke arah kerumunan sejumlah polisi dan wartawan.
"Mana ko," ujar salah satu pelaku yang diduga mencari lawannya.
Melihat aksi kelompok pria bertopeng itu, yang mengarahkan busur panahnya ke arah kerumunan polisi dan wartawan, membuat polisi dan wartawan hingga sivitas akademik menyelamatkan diri dengan menjauh dari kelompok pria bertopeng tersebut.
Beberapa polisi yang di lokasi juga tak bergeming dan sigap maju untuk menangkap kelompok tersebut yang langsung kocar-kacir melarikan diri.
"Mundur ko, ternyata polisi," ujar para pelaku sambi melarikan diri.
Beruntung, salah seorang dari kelompok pria bertopeng itu berhasil ditangkap polisi saat hendak melarikan diri. Dari tangan pelaku itu ditemukan batu yang diduga akan digunakan untuk melempar lawannya, juga dalam tasnya ditemukan sebilah pisau dapur, dan 10 buah handy talkie (HT) lengkap dengan casnya.
Saat diinterogasi polisi, pelaku yang belum diketahui identitasnya itu mengaku bukan mahasiswa. Diapun berdalih jika nekad melakukan penyerangan ke dalam kampus UMI untuk melakukan balas dendam.
"Di pukul ka, orang luar ka (bukan mahasiswa)," ujar pelaku yang berhasil diamankan itu.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib yang juga datang ke lokasi kejadian mengatakan, penyerangan sekelompok pria bertopeng di kampus UMI Makassar bukan merupakan perang antar kelompok, apalagi organisasi daerah (organda).
"Jadi kejadian tadi bukan perang. Tapi ada sekelompok massa yang datang ke sini dan membakar kayu, bukan rumah ya (sekret), tapi kayu. Intinya bukan perang kelompok, tapi ada sekelompok orang yang datang (membawa senjata tajam)," kata Ngajib saat diwawancara di lokasi.
Adapun kondisi di dalam kampus UMI Makassar disebut sudah kembali kondusif seperti biasanya. Pihaknya pun disebut akan melakukan penjagaan untuk memastikan kelompok yang melakukan penyerangan itu tidak kembali masuk ke dalam wilayah kampus.
"Tentunya kita akan koordinasi dengan pihak kampus. Kita akan melakukan pengamanan, antisipasi jangan sampai ada lagi kelompok-kelompok massa yang tidak bertanggungjawab masuk ke dalam kampus," sebutnya.
Adapun satu orang yang diamankan itu dikatakan telah dibawa ke kantor polisi untuk ditindaklanjuti. Dimana ada beberapa barang bukti yang ditemukan di lokasi, baik senjata tajam jenis busur maupun pisau.
"Jadi sudah ada diamankan satu orang, jadi ada barang bukti busur. Nanti kita lihat perkembangannya seperti apa," tutur Ngajib.
Di tempat yang sama, Wakil Rektor III UMI Makassar, Nur Fadhilah Mappaselleng menceritakan, sebelum penyerangan sejumlah polisi dan wartawan itu terjadi, ada kejadian serupa terjadi di lokasi tersebut.
"Jadi, tadi kejadiannya habis asar. Sekuriti menginformasikan ada ribut-ribut. Tapi setelah kalian (polisi dan wartawan) masuk ke kampus, sudah ada beberapa orang (pelaku penyerangan) keluar. Katanya menuju ke masjid, dan dengan sigap membiarkan mereka (pelaku) keluar, lalu pagar ditutup," kata Fadhilah.
Fadhilah juga mengaku kadang tak bisa membendung konflik dalam kampus, sebab yang melakukan penyerangan bukan mahasiswa UMI Makassar melainkan orang luar yang masuk ke dalam kampus untuk menyerang.
Meskipun ada kejadian penyerangan dalam kampus UMI Makassar, Fadhilah mengaku aktivitas akademi akan tetap berjalan seperti biasanya dan tak ada libur. (Isak Pasa'buan/C)