MAMUJU, RAKYATSULSEL– Sudah dua bulan lebih BPBD Sulbar membuka posko bencana untuk melayani masyarakat yang terdampak kekeringan dan kebakaran lahan atau hutan diwilayah Sulbar.
Selama pendirian posko bencana tim gabungan dari 19 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga turun ke lapangan menyalurkan bantuan berupa air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan.
Kepala BPBD Sulbar Amir Maricar mengatakan, setiap hari petugas berada di posko bencana untuk melayani masyarakat yang membutuhkan.
“Penjagaan rutin dilakukan masing-masing perwakilan 19 OPD. Jadi sistem roling ada jaga pagi sampai sore dan ada juga jaga malam,” kata Amir Maricar, Kamis (9/11).
Sesuai arahan Pj Gubernur Sulbar melalui Surat Keputusan (SK) tim gabungan terus bergerak membantu masyarakat yang mengalami bencana kekeringan maupun kebakaran lahan atau hutan.
“Pendistribusian air juga dilakukan beberapa titik di wilayah Sulbar mengantisipasi kekeringan dan pembakaran hutan. Manfaatnya beberapa kebakaran lahan bisa diatasi termasuk warga juga menerima air bersih,” ujarnya.
Saat ini, sudah terjadi perubahan cuaca yang mulai hujan dibeberapa titik di wilayah Sulbar. Tentunya tim gabungan juga akan standby memberikan layanan kepada masyarakat.
“Kita sudah koordinasi ke BMKG juga bahwa puncak musim hujan akan terjadi sekitar bulan Februari 2024. Makanya saat ini masih antisipasi kekeringan dan kebakaran lahan atau hutan,” bebernya.
Musim, kekeringan dan kebakaran lahan atau hutan puncaknya ada pada bulan November sampai ke Desember 2023 mendatang.
“Jadi kita tetap bergerak mengantisipasi kebencanaan yang bisa saja terjadi kapan saja. Apalagi di Sulbar tidak menentu. Kalau kejadiannya di kabupaten kita akan backup dan koordinasi posko kabupaten,” tutupnya. (Sdr)