Oleh: Akmal
(Penulis Adalah Pengurus Koalisi Kependudukan Sulsel)
PERINGATAN Hari Kesehatan Nasional sebagai momentum penting untuk merefleksikan arti kesehatan bagi penduduk. Peringatan Hari Kesehatan Nasional tidak hanya sekadar memperingati sejarah, namun juga meneguhkan komitmen terhadap peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. Sehat bukan hanya bebas dari penyakit, melainkan juga mencakup kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan produktivitas penduduk. Kesehatan merupakan salah satu pilar utama pembangunan modal manusia.
Ukuran keberhasilan pembangunan suatu bangsa dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebuah parameter yang mengukur tiga dimensi utama yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. IPM Indonesia pada posisi ke-114 dunia (UNDP 2022), masih jauh tertinggal dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.
Kesehatan tidak hanya menjadi pilar utama pembangunan manusia, tetapi juga menjadi indikator kemajuan suatu bangsa. Negara dengan IPM tinggi seperti Singapura, yang berada di urutan ke-12, menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap kesehatan penduduknya. Malaysia, pada posisi ke-62, dan Brunei, pada posisi ke-51, juga telah lama mengedepankan posisi kesehatan sebagai bagian dari strategi pembangunan manusia.
IPM, sebuah indeks yang dirumuskan oleh program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), mengukur tiga aspek krusial dalam pembangunan manusia. Kesehatan yang diwakili oleh usia harapan hidup saat lahir, pengetahuan yang diukur dari rata-rata lama sekolah, dan standar hidup yang dihitung dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita. Kesehatan menjadi salah satu faktor penentu karena tanpa kondisi fisik dan mental yang prima, seseorang tidak akan dapat belajar dan bekerja dengan optimal.
Modal manusia. Merupakan akumulasi pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan yang diinvestasikan pada individu, yang memungkinkan mereka untuk bekerja dan memberikan kontribusi optimal untuk kemajuan bangsa. Tanpa kesehatan yang prima, sulit memberikan kontribusi optimal dalam pembangunan bangsa. Kesehatan menjadi fokus penting dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, hal tersebut sejalan dengan cita-cita pemerintah mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kesehatan sebagai investasi jangka panjang untuk pembangunan modal manusia telah mendapat perhatian serius dari pemerintah. Seiring dengan berbagai inisiatif pemerintah, seperti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pembangunan fasilitas kesehatan, dan peningkatan sumber daya manusia di sektor kesehatan yang dapat memperkuat fondasi peningkatan kualitas hidup penduduk.
Kekuatan modal manusia Indonesia sangat erat kaitannya dengan kesehatan penduduknya.
Kesehatan yang baik selama masa kanak-kanak dan remaja mempengaruhi kemampuan untuk belajar dan menerima pendidikan dengan maksimal. Anak-anak yang sehat memiliki konsentrasi yang lebih baik, yang membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang akan menjadi modal mereka di masa depan.
Kesehatan yang kurang tergarap dengan baik secara tidak langsung telah menghambat peningkatan kualitas SDM. Tenaga kerja yang sehat adalah aset terbesar dalam mendorong roda perekonomian. Dengan kesehatan yang terjaga, produktivitas kerja akan meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan IPM.
Kesehatan yang baik dapat meningkatkan umur harapan hidup dan kualitas hidup pada umumnya serta memungkinkan dapat bekerja lebih produktif dan efisien. Hal ini dapat berkontribusi secara langsung untuk meningkatkan output ekonomi jangka panjang dengan kualitas lebih baik yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.