MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Meski belum memasuki tahapan kampanye, tapi pendukung calon presiden dan calon wakil presiden sudah mulai memobilisasi dukungan. Acara yang dikemas dengan jalan sehat dan jalan santai pada akhir pekan ini akan dijadikan sebagai ajang pamer kekuatan massa. Dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan, masyarakat dipastikan akan tumpah ruah meramaikan hajatan tersebut. Strategi manipulasi emosi pemilih bahwa kandidat tertentu punya banyak pendukung.
Akhir pekan ini, warga Kota Makassar akan disuguhkan acara jalan sehat dan jalan santai yang digelar dua pendukung calon presiden dan calon wakil presiden. Pada Sabtu 25 November, Milenial Prabowo Sulawesi Selatan menggelar Jalan Sehat Satu Putaran Prabowo-Gibran. Acara ini turut menghadirkan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sehari kemudian, giliran Generasi Milenial dan GenZi Sulsel mengadakan Jalan Sehat Perjuangan. Penyelenggara akan menghadirkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dalam acara tersebut. Menariknya, akses jalan santai dan jalan sehat tersebut digelar di rute yang sama.
Untuk memancing kehadiran massa, panitia pelaksana jalan santai dan jalan sehat itu menyiapkan beragam hadiah. Tidak tanggung-tanggung ada yang menggelontorkan dana hingga Rp 2 miliar demi menyiapkan hadiah seperti rumah, mobil, umrah, motor dan berbagai alat-alat elektronik lainnya-selengkapnya lihat grafis.
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud Md Sulawesi Selatan, Udin Malik Saputra mengagakan, tim dan relawan di Sulsel menyatukan semangat masyarakat mendukung Ganjar-Mahfud lewat Jalan Sehat Perjuangan di Makassar. Menurut dia, hajatan dengan mengusung tema 'Baik Untuk Indonesia' tersebut diprakarsai oleh GenZi Sulsel atau kalangan milenial untuk menggalang dukungan kepada Ganjar-Mahfud.
"Kesempatan itu juga dilakukan donasi kemanusiaan untuk warga Palestina," kata Udin, Rabu (22/11/2023).
Dia memastikan, Ganjar-Mahfud akan menghadiri acara itu. Selain mengikuti jalan sehat, Ganjar juga punya agenda tambahan yakni menuju Kabupaten Tana Toraja dan Luwu.
Menurut dia, posisi TPD dalam Jalan Sehat Perjuangan ini sebatas memberikan dukungan kepada generasi milenial dan GenZi atau Gen Z sebagai penyelenggara. Udin berharap, para peserta yang mendapatkan kupon tetap disimpan, meskipun di hari H belum mendapatkan hadiah undian.
Adapun aksi peduli terhadap Palestina dalam jalan sehat tersebut, kata Udin, merupakan usulan dari GenZi. Sebab Ganjar Pranowo dianggap sebagai calon presiden yang memiliki perhatian atas isu-isu kemanusiaan Palestina, selama ini.
"yang paling pertamanya menyuasakan mengenai isu-isu Palestina adalah Ganjar. Dia menolak kedatangan Israel di Piala Dunia U-20 yang berisiko membuat elektabilitas merosot," ujar dia.
Selain jalan sehat, Ganjar-Mahfud juga akan menghadiri pelantikan TPD dan TPK 24 kabupaten dan kota. Selain itu, kedua pasangan tersebut akan melakukan pertemuan dengan calon anggota legislatif dari partai koalisi.
Adapun agenda lain, di Toraja yakni memberi kuliah umum dan silaturahmi Sinode. Adapun di Luwu, Ganjar akan diterima di singgasana tertinggi di kedatuan Luwu.
"Kemarin ada tokoh nasional yang diterima di Kedatuan Luwu, itu masih mediumnya. Tapi, Ganjar akan diterima di singgasana yang tertinggi. Tempat untuk dedikasi kepada orang-orang tertentu," imbuh Udin.
Sementara itu, Ketua Milenial Prabowo-Gibran Sulsel, Andi Amar Ma'ruf Sulaiman menyiapkan agenda jalan sehat menyambut Gibran Rakabuming Raka di Makassar.
"Mas Gibran akan menyapa langsung warga Makassar dalam acara Jalan Sehat Satu Putaran," ujar Amar.
Gibran, kata Amar, juga akan melakukan beberapa kegiatan spesifik yang berkaitan dengan milenial. Seperti menyapa kalangan milenial yang dikemas dalam kopi darat dan kongkow-kongkow.
Amar menyatakan intens melakukan komunikasi agar selama di Makassar Gibran bisa melakukan hal-hal yang bersentuhan dengan masyarakat. "Kedatangan Gibran di Makassar akan mengobati kerinduan masyarakat, terutama kalangan millennial," imbuh dia.
Politisi muda Partai Gerindra ini mengaku akan bekerja keras dalam menyukseskan kegiatan yang ditarget dihadiri 500 ribu peserta.
"Kami targetkan 500 ribu peserta, melihat antusiasme masyarakat begitu tinggi terhadap pasangan Prabowo-Gibran," ujar dia.
Ketua Badan Pemilu DPD Gerindra Sulsel, Harmansyah mengatakan, pekan ini merupakan kali pertama Gobran ada di Sulawesi Selatan dalam statusnya sebagai calon wakil presiden. Ketua Karang Taruna Sulsel itu mengatakan, putra Presiden Joko Widodo itu ke Makassar juga bersamaan dengan agenda bulan bakti Karang Taruna Nasional.
"Selama dua hari kunjungan ke Sulsel, Gibran juga sempatkan diri ke Tana Toraja," kata Harmansyah.
Di Makassar, Gibran akan silaturahmi mulai dari kunjungan ke pesantren, menghadiri konsolidasi Koalisi Indonesia Maju (di Sulsel), serta kunjungan ke tempat-tempat lainnya. Adapun agenda dalam bulan bakti Karang Taruna Nasional itu yakni Karang Taruna Ekspo, rapat koordinasi nasional, dan ramah tamah di malam puncak.
"Untuk tempatnya masih dicari. Semula direncanakan di Lapangan Karebosi. Tapi jumlah peserta sekitar 20-ribu orang, makanya kami tengah mencari tempat yang lebih representatif," imbuh dia.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu Sulawesi Selatan telah menyurat kepada tim relawan calon Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud menyangkut acara tersebut. Bawaslu minta relawan tidak membawa atribut kampanye saat pasangan ini melakukan kunjungan di Sulsel.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Andaris Duma mengatakan kedatangan Gibran dan Ganjar-Mahfud sudah diketahui melalui baliho-baliho yang terpasang maupun di media massa dan sosial. Pihaknya, kata dia, bergerak cepat dengan mengirim surat ke tim-tim kampanye maupun partai pengusung.
“Kemarin kami sudah sampaikan ke partai pengusung dan panitia pelaksana melalui surat imbauan masalah larangan kampanye. Kami ingatkan jangan sampai mereka melakukan kampanye di luar jadwal,” kata Andarias.
Mantan Ketua Bawaslu Toraja Utara itu mengatakan, hanya sosialisasi yang bisa dilakukan oleh calon presiden maupun calon wakil presiden. Jadwal kampanye baru bisa dimulai pada 28 November.
“Kami sampaikan agar mereka tidak boleh membawa atribut kampanye dan di dalam surat itu intinya tidak dibolehkan ada norma-norma kampanye. Seperti ajakan memilih,” kata dia.
Menurut Andarias, bila ada yang ditemukan membawa atribut kampanye seperti baliho yang memiliki nomor urut capres sekaligus ajakan memilih, maka pihaknya tidak akan segan untuk melakukan penindakan.
“Kalau ada yang melanggar pasti akan ditindak sesuai aturan yang ada,” imbuh dia.
Adarias juga mewanti-wanti kepada aparatur sipil negara (ASN) agar tidak menghadiri jalan santai tersebut. “Jika ada yang ikut, pasti kami diproses. ASN yang kedapatan hadir akan kami serahkan ke Komisi Aparatur Sipil Negara untuk diproses,” ujar dia.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma mengatakan seluruh capres akan menggarap Sulawesi Selatan karena ini salah satu basis di luar Jawa yang harus mereka lirik.
“Kegiatan seperti itu sebagai pamer kekuatan dan membangun image sekaligus memperkuat tim untuk siap bertarung,” kata Sukri.
Menurut dia, acara yang menyiapkan hadiah yang besar tidak akan terlalu berpengaruh pada pemilihan 14 Februari 2024. Sukri mengatakan, massa yang datang hanya mengincar hadiah yang disiapkan.
“Saya kira itu (adanya hadiah) tidak bisa terkonversi besar saat pemilihan berlangsung. Masyarakat biasanya ikut acara karena berpikir ada peluang untuk bisa mendapatkan hadiah,” kata Sukri.
“Bisa jadi yang ikut bukan simpatisan partai, bisa jadi yang ikut bukan karena kandidat tapi mereka datang karena menginginkan hadiah,” sambung dia.
Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan salah satu kiat yang seringkali dilakukan tim pemenangan capres adalah 'show of force'. "Semacam kiat untuk meningkatkan akseptabilitas (tingkat kesukaan) dengan cara mempertontonkan ke publik kemampuan untuk memobilisasi orang banyak. Kegiatan jalan sehat termasuk salah satu kiat 'show of force'," kata Asratillah.
Menurut dia, show of force itu efektif dalam mendongkrak tingkat kesukaan kandidat, yang bisa menjadi titik awal untuk mendongkrak elektabilitas. Asratillah mengatakan, dalam studi psikologi politik ada salah satu fenomena yang cukup populer, yakni pemilih cenderung secara emosional mengikuti/memilih kandidat yang nampaknya punya banyak pendukung.
Dengan melakukan kegiatan seperti jalan sehat, konvoi kendaraan, rapat umum, ataupun konser sedikit banyaknya akan bisa memanipulasi emosi pemilih bahwa kandidat tertentu betul-betul punya banyak pendukung. Padahal bisa saja massa yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah massa bayaran.
"Intinya 'show of force' adalah salah satu teknik merekayasa persepsi orang banyak tentang kandidat tertentu," imbuh dia.
Namun 'show of force' tidak berkorelasi langsung dengan elektabilitas. Asratillah mengatakan, kesan dengan pendukung besar mesti diolah lebih lanjut baik secara offline maupun online. Kesan tersebut mesti direpetisi dan diamplifikasi secara terus menerus dengan menggunakan media komunikasi politik yang beragam.
"Karena elektabilitas sangat bergantung pada interaksi level mikro di tingkat TPS. Antara tim pemenangan kandidat dengan pemilik suara. Apalagi dari beberapa survei yang kami lakukan kemantapan pilihan akan capres biasanya mulai terbentuk setelah debat publik, atau sebulan sebelum hari pencoblosan," kata dia.
Sementara itu, pengamat politik dari Unhas, Tasrifin Tahara menilai bahwa masyarakat yang hadir ingin melihat figur kandidat. Adapun hadiah yang disiapkan menunjukkan kekuatan tim pendukung pasangan tertentu.
Tasrifin menuturkan, jalan sehat sangat efektif untuk menarik simpati massa karena saat ini masyarakat juga proaktif dalam menggairahkan hidup sehat. Apalagi jalan sehat adalah olahraga murah, meriah, dan merakyat serta bisa diikuti semua kalangan tanpa melihat umur atau gender.
"Dan saya yakin apabila pelaksanaan jalan sehat ini baik bagi masyarakat maka ini menjadi media rasional untuk mengajak masyarakat memilih pasangan capres-cawapres. Dan ini dipahami oleh tim pendukung masing-masing kandidat," ujar Tasrifin. (Suryadi-Fahrullah/C)