MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Memasuki musim hujan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar ingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah, utamanya saat warna langit yang cerah berubah menjadi gelap.
Kondisi tersebut, selain sebagai pertanda akan turunnya hujan disertai angin kencang, juga rawan terjadinya kilat dan petir. Utamanya di siang hari hingga sore hari.
"Jadi misalkan warga sudah melihat kondisi langit seperti sebelumnya cerah tiba-tiba menjadi awan yang gelap, maka diimbau untuk berlindung, karena bisa jadi potensi angin kencang, kilat dan petir," ungkap Sub Kordinator Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar, Rezky Yudha saat dikonfirmasi, Jumat (24/11/2023).
Untuk itu, Rezky mengingatkan agar masyarakat selalu memantau perkembangan informasi cuaca. Termasuk saat kondisi cuaca kurang baik yang berpotensi kilat dan petir, masyarakat diminta untuk berlindung di tempat aman seperti dalam ruangan, tidak berkerumun, juga tidak berdiri di dekat tiang listrik atau pohon. "Paling aman masuk ke gedung, karena ada penangkal petirnya," sebutnya.
Adapun untuk kondisi cuaca di Kota Makassar, Rezky menyebut pihaknya masih melakukan pemantauan fenomena sebulan ke depan, untuk memastikan awal musim penghujan. "Jadi kalau kami analisis, wilayah Sulawesi Selatan bagian barat, mulai dari kota Makassar, Gowa, Maros, Pangkep itu indikasinya sudah memasuki musim hujan," kata Rezky.
Hujan dengan intensitas sedang yang berlangsung, Kamis kemarin, lanjut Rezky disebabkan oleh adanya pertumbuhan awan kumulonimbus.
"Memang ciri-cirinya di awal musim hujan itu seperti kemarin, ada pertumbuhan awan-awan konvektif bahkan sampai awan kumulonimbus yang begitu dari sore hingga siang hari," jelasnya.
Dan pertumbuhan awan itu lanjut Rezky lebih besar dibanding Oktober kemarin. "Kalau dari kemarin, ukurannya jauh lebih besar dibandingkan bulan Oktober atau awal November," pungkasnya.
Untuk diketahui, cuaca buruk yang melanda beberapa wilayah di Sulsel, Kamis kemari (23/11/2023), mengakibatkan tiga warga Dusun Bukit Parigi, di Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, meninggal dunia akibat tersambar petir.
Dari informasi yang dihimpun, ketiga warga tersebut bernama Nasir, Sawa dan Makko. "Benar, ada tiga warga di Kecamatan Parigi tersambar petir dan meninggal dunia," kata Kapolsek Tinggimoncong, Iptu Anwar.
Anwar menyebut, ketiga korban tersambar petir saat berada di sawahnya. "Korban terkena petir di persawahan," pungkasnya. (Isak/B)