Akan tetapi, kecenderungan pilihan seperti ini hanya berdasarkan basis ideologi pemilih. Soal determinasi dukungan mesin partai dan tokoh-tokoh politik Sulsel pada pasangan calon.
"Pentu punya pengaruh juga. Meskipun secara tradisi, tokoh-tokoh Sulsel cenderung berdiaspora ke seluruh pasangan calon," demikian Andi Luhur Priyanto.
Sedangkan, Pengamat Politik Unhas Makassar, Tasrifin Tahara menyebutkan, keuntungan elektabilitas capres/cawapres berkampanye di Sulsel karena Sulsel adalah daerah berpengaruh di Kawasan Timur Indonesia atau di luar Jawa.
"Sisi yang manguntungkan karena bukan dalam hal wilayah tapi sulsel ini dihuni oleh etnis Bugis Makassar, Toraja, dan Massenrenrengpulu yang orangnya berdiaspora di seluruh wilayah nusantara," ujarnya.
Menurut akademisi Unhas itu, ikatan inilah yang menguatkan posisi Sulsel menjadi simbol pemilik suara yang besar baik dari segi kewilayahan sebagai gerbang Kawasan Timur Indonesia.
"Dan ikatan etnisitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ini menjadi basis menunjang perolehan tambahan susara secara nasional. Apalagi DPT Sulsel terbesar di Indonesia Timur," jelasnya.
Bagaimana pengarus suara dari Sulsel dalam menentukan kemenangan suara secara nasional? Menurutnya, pengaruhnya sangat besar karena setelah mempertimbangkan Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, maka perhatian tertuju pada suara di Sulsel.
"Hal yang menjadi variabel berpengaruh karena sulsel banyak memiliki tokoh-tokoh politik yang berpengaruh hingga pada level nasional," terang dia.