Pemkab Genjot Pembebasan Lahan Kawasan Industri Takalar, Sudah Capai 60 persen

  • Bagikan
Setiawan Aswad setelah menghadiri acara Launching Kartu Kredit Pemerintah Daerah yang merupakan realisasi kerja Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia. Kegiatan launching itu dihadiri oleh Pemerintah Daerah se-Sulsel dan terlakasana di Hotel Claro Makassar, Senin (5/12/2023). (Foto: Abu hamzah/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar terus menggenjot perampungan pembebasan lahan Kawasan Industri Takalar. Hal itu disampaikan oleh Pj Bupati Takalar, Setiawan Aswad saat dikonfirmasi, Rabu (6/12/2023).

Kata dia, dari target awal luasan lahan yang bakal dibebaskan 300 hektare, kini capaiannya sudah hampir 200 hektare jika dipersentasekan capaiannya itu sekira 60 persen.

“Kita harapkan Desember ini sampai 300 hektare bisa terwujud, mulai aktivitas pembangunan fisik itu tahun depan," tuturnya.

Ia menyampaikan, kawasan industri tersebut tidak lagi dicanangkan sebagai kawasan transmigrasi. Sehingga, investor akan membayar kompensasi kepada masyarakat pemilik lahan, sesuai dengan status lahannya.

Bahkan kata dia, perbedaan biaya kompensasi juga akan terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki bukti kepemilikan lahan, seperti Sertfikat Hak Milik.

"Kalau ada sertifikat hak miliknya berbeda kompensasinya dengan yang tidak punya sertifikat. Apalagi kalau tidak ada bukti kepemilikan lainnya," ungkap Kepala Bappelitbangda Sulsel ini.

Meski di lokasi tersebut ada kawasan pemukiman. Namun, Setiawan menjelaskan kawasan tersebut akan masuk dalam kawasan pengembangan industri, bukan pada kawasan industrinya, sehingga diyakini tidak akan saling bersinggungan.

"Perizinan sudah diurus semua sama investor, kajiannya juga sudah kerja sama dengan kementerian di pusat. Januari kita harapkan sudah peletakan batu pertama pembangunan dua pabrik," ungkapnya.

“Sebagaimana rencana awal, kita akan dibangun sebagai pabrik pengolahan jagung dan rumput laut yang merupakan sumber ekonomi utama masyarakat setempat. Namun, pada sektor lain investor juga mulai tertarik,” imbuhnya.

Ia mengutarakan, untuk pemenuhan kebutuhan listrik pada kawasan industri itu nantinya akan dibicarakan dengan PLN seberapa besar kebutuhan listrik yang bisa disanggupi.

Ia mendorong agar investor juga bisa membangun agar investor bisa memenuhi kebutuhan listrik dengan pembangunan infrastruktur penunjang.

"Kita juga sebenarnya mendorong penggunaan energi terbarukan di sana, baling-baling (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) contohnya, itu spot terbaik di sana sudah ada menara contoh," tukasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal DPM-PTSP Sulsel Try Mallombasi mengungkapkan, rencana pembangunan KITA akan menambah variasi serapan investasi di Sulsel. Otomatis, realisasi serapannya akan meningkat.

"KITA masih pembebasan lahan. Nanti kalau PT KITA sudah mulai membangun, kita akan kejar realisasinya," pungkasnya. (Abu/B)

  • Bagikan