MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulsel kembali menggelar Mulofest ke 6 yang diselenggarakan di Gedung Mulo, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Jumat (8/12).
Mulofest ke 6 ini mengusung tema "South Sulawesi Colorful Experience Expo 2023". Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 8 hingga 10 Desember 2023.
Rangkaian acara Mulofest ke-6 menyajikan berbagai kegiatan menarik, yakni penampilan seni dan budaya, workshop, expo produk pariwisata, bazar kuliner dan ekonomi kreatif. Menariknya, ada juga Esport Tournament, mobile legend.
Tak cukup sampai disitu, Mulofest ke 6 juga dirangkaikan dengan aksi penanaman 5.000 bibit cabai rawit di halaman Kantor Disbudpar Sulsel. Aksi ini sebagai bentuk dukungan terhadap surat edaran Pj Gubernur Sulsel untuk menanam cabai.
Tak hanya itu, sesuatu yang baru juga dihadirkan pada Mulofest ke 6 ini penampilan seni tari dari Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Satrio Selarong dan Sirnanya Angkara Murka.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan, Muhammad Arafah mengungkapkan, Mulofest ke-6 ini merupakan platform kolaborasi bagi pelaku industri pariwisata, UMKM, dan seniman selama 3 hari ke depan.
Arafah mengaku pada pelaksanaan Mulofest ini yang telah menjadi agenda rutin yang digelar dua sampai tiga kali setahun, kali ini akan memberikan penyegaran dengan menggelar Mulofest setiap bulannya.
Alasannya, karena Disbudpar Sulsel ingin membuat trend baru yaitu mengundang daerah ataupun provinsi lain yang ada di Indonesia untuk tampil di Mulofest sebagai ajang kolaborasi dan pengenalan budaya.
"Kami ingin menciptakan tren di kebudayaan dan pariwisata, di mana setiap bulan, masyarakat dapat menikmati seni, budaya, dan atraksi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel," ujar Muhammad Arafah saat ditemui pada Mulo Fest ke 6 di Gedung Mulo Makassar, Jumat (9/12).
"Jadi kita mau setiap bulan itu Mulo kita tampilkan, supaya terakomodir itu semua daerah dan provinsi lain itu untuk tampil," sambung Arafah.
Perubahan format tersebut, menurut Arafah, adalah langkah untuk memberikan dampak positif pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Ia berharap Mulofest dapat menjadi warisan dalam kepemimpinannya di Disbudpar Sulsel. Selain itu, mendorong pengembangan kawasan ekonomi khusus Takabonerate dan mengoptimalkan Geopark Maros-Pangkep. "Sehingga saya bisa meninggalkan legacy (warisan) terkait dengan Mulofest," ucap Arafah.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan Provinsi Sulsel, Moh Hasan mewakili Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengungkapkan apresiasi kepada Disbudpar Sulsel yang telah melakukan penyempurnaan pada pelaksanaan Mulofest ini yang telah menjadi agenda rutin.
"Apresiasi kepada Kepada Dinas Kebudyaan dan Pariwisata Sulsel, beliau menyempurnakan apa yang sudah dengan baik. Contohnya, Mulofest ini sudah berjalan ke 6 kalinya ini diselenggarakan 3 kali dalam setahun," terang Moh Hasan.
Ia pun mengungkapkan inisiasi Kepala Disbudpar Sulsel Arafah dalam melakukan terobosan membuat Mulofest digelar setiap bulan merupakan suatu hal yang sangat luar biasa.
"Pak kadis ini luar biasa, legacy Disbudpar Sulsel karena yang dia inginkan adalah kalau ingin melihat seni dan lain-lain datanglah ke Dinas Kebudyaan dan Pariwisata Sulsel," tutup Moh Hasan. (Shasa/C)