GOWA, RAKYATSULSEL - Pj Sekprov Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, melakukan peletakan batu pertama Proyek Pembangunan Bendungan Jenelata, yang dilaksanakan di Dusun Manyampa, Desa Tana Karaeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Senin, 19 Desember 2023.
Andi Muhammad Arsjad mengucapkan terima kasih kepada Jajaran Forkopimda, OPD Terkait, BBWS, Pemda setempat, investor, Kontraktor/Konsultan dan masyarakat kabupaten gowa serta pihak terkait lainnya yang telah berperan serta dalam proyek Pembangunan Bendungan Jenelata. Tentu, dengan adanya proyek ini akan menambah suplay air secara kontinyu dan berkelanjutan yang memperkuat ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi selatan.
Menurutnya, pembangunan Bendungan Jenelata, akan menggunakan dana loan agreement dan juga dana pendampingan dari Kementerian PUPR. Untuk pengerjaan konstruksi, bendungan ini akan dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dengan KSO CAMC Engineering Co., Ltd dari Cina.
"Insya Allah bendungan ini akan menjadi bendungan yang terbesar di Sulsel dan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan merupakan proyek kerjasama terbesar dan pertama di Sulsel dengan Pemerintah Cina dengan nilai anggaran yang cukup besar yakni Rp4,1 triliun," ucap Arsjad.
Ia menambahkan, jika kedepan keberadaan bendungan ini bisa memberikan banyak manfaat tidak hanya dari segi penyiapan air baku. Akan tetapi juga untuk kepentingan pertanian dan juga tentu pembangkit listrik. Serta tak kalah pentingnya ini juga bisa memberi kontribusi dalam upaya pengendalian mitigasi bencana kedepannya.
"Kita berharap agar kegiatan yang direncanakan 2023 hingga 2028 kurang lebih lima tahun nanti, rencana masa pekerjaannya dan tentu kita Pemerintah Provinsi Sulsel patut bersyukur dengan adanya program strategis yang ditempatkan di Sulsel dan Kabupaten Gowa khususnya yang memiliki manfaat yang multidimensi untuk kita," harapnya.
Selain itu juga, kata Arsjad, kemarin dengan adanya el-nino produktivitas pertanian terganggu dan tidak hanya itu, pemenuhan persoalan air baku juga menjadi terkendala. Sehingga dengan adanya bendungan ini, kedepannya persoalan-persoalan seperti ini bisa diminimalisir lagi.
Di tempat yang sama, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR RI, Adenan Rasyid, mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini tidak akan terjadi jika tanpa dukungan dari semua pihak.
"Kita berharap kedepannya kerjasama, kolaborasi, terus berlangsung dan berjalan sehingga tujuan yang kita ingin capai dan bisa terlaksana dengan yang kita harapkan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Suryadarma Hasyim, menjelaskan, jika Bendungan Bili-bili kapasitasnya hanya 3,3 meter kubik per detik untuk produksi banjir. Dimana, pada tahun 2019 terjadi banjir besar. Untuk itu, dipercepat pembangunan Jenelata ini .
"Kita berharap dengan fungsi dari bendungan ini akan lebih optimal. Lertama, mereduksi banjir di Kota Makassar, serta membantu saat kekeringan. Sehingga dengan adanya tampungan air sebanyak 27 juta meter kubik ini, memberikan taman air ketika terjadi El-Nino," harapnya.
"Jadi, pada musim hujan kita cegah banjir, pada musim kemarau kita manfaatkan airnya untuk pertanian, suplay air baku, tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat," tandasnya. (*)