MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru 2024. Berdasarkan pantauan Harian Rakyat Sulsel di sejumlah pasar, harga cabai rawit tembus sampai Rp 120 ribu per kilo. Untuk cabai merah besar berada pada angka Rp 70 ribu per kilo.
Sementara itu, untuk gula pasir konsumsi harga Rp 19 ribu per kilo. Harga itu sudah bertahan kurang lebih dua pekan. Harga minyak goreng kisarannya Rp 15-16 ribu per liter. Untuk komoditas bawang, harga bawang merah itu berkisar Rp 50 ribu per kilo, dan untuk bawang putih sekira Rp 40. ribu per kilo.
Sementara itu, beras medium itu masih terbilang normal dari harga biasanya saat ini hanya berkisar Rp 12 ribu sampai 13.000 per kilo, untuk beras medium berkisar antara Rp 14.500 sampai Rp 16.000 per kilo.
Salah seorang pedagang di Pasar Toddopuli, Syarif, 53 tahun mengatakan harga-harga kebutuhan memang terlihat jelas pada beberapa komoditi merangkak naik menjelang Nataru, terutama dalam sepekan terakhir.
Menurut dia, untuk komoditas bawang saat ini, lebih mengandalkan bawang merah dari Bima dengan ketahanan yang terbilang cukup lama ketimbang dengan bawang dari Enrekang.
“Bawang dari Bima lebih tahan, apalagi biasanya Nataru begini permintaannya tinggi kadang susah dapat stok,” kata Syarif, Rabu (20/12/2023).
Dia mengatakan, saat ini tidak lagi melakukan penjualan untuk minyak goreng ‘Minyakita’ karena proses pemesanannya lama sehingga para pedagang termasuk rugi waktu ketika hanya akan bergantung pada pasokan minyakita sebagai pasokan minyak goreng utama. "Kalau merek yang lain lebih cepat mendapatkan stoknya,” tutur dia.
Syarif berharap pada musim Nataru ini pasokan pangan dapat terdistribusi dengan baik agar tak terjadi lonjakan harga yang tentu sangat berdampak juga terhadap para pedagang, apalagi saat ini kondisi cuaca terbilang ekstrem.
“Mudah-mudahan di waktu natal dan tahun baru semua pasokan aman, jadi kami juga para pedagang tidak was-was, karena kalau tinggi harga barang sedikit pasokan yang kami bisa sediakan terus kepastian lakunya juga terpengaruh,” ujar dia.
Manager Bisnis Perum Bulog Kanwil Sulselbar, Rahmi Mengerang mengatakan saat ini stok beras untuk Sulsel masih terbilang aman sampai hingga akhir tahun ini. Dia mengatakan, Kata dia, untuk gula pasir sendiri juga stoknya masih cukup sehingga kekhawatiran kenaikan harga yang begitu tinggi tak perlu menjadi ketakutan yang berlebih.
“Stok gula pasir dan beras aman hingga akhir tahun 2023, bahkan untuk beras masih aman hingga awal tahun 2024,” ujar Rahmi.
Sebelumnya, Penjabat Sekda Sulsel, Andi Muhammad Arsjad mengatakan kenaikan harga gula pasir konsumsi menuju Nataru tidak bisa dihindari.
“Yang disebabkan beberapa hal, antara lain memang nilai lelang awal itu yang sudah berada di angka Rp 15.500 untuk gula nah ini kemudian menyebabkan mereka tentu tidak bisa menurunkan karena memang pembelian awalnya sudah di angka Rp 15.500. Yang kedua disebabkan karena mata rantai distribusinya yang terlalu panjang,” tuturnya.
Sementara itu, Pemprov Sulsel menggelar Gerakan Pangan Murah. Sebanyak 76 titik di 24 kabupaten dan kota yang ada di Sulsel. Salah satu titiknya di Kota Makassar terletak di Depan Kantor Lurah Baraya Kecamatan Bontoala Makassar.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Redindo mengatakan gelaran Gerakan Pangan Murah itu merupakan salah satu upaya Pemprov Sulsel untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru.
Dia mengatakan kegiatan itu akan terlaksana selama Desember 2023. Gerakan pangan murah itu juga bekerja sama beberapa OPD yang membidangi pangan serta pihak swasta. Ia membeberkan kegiatan itu juga bersamaan dengan kegiatan panen cabai bersama dengan beberapa Provinsi lainnya se-Indonesia yang terkoordinasi secara daring.
“Jadi menjelang Nataru untuk mencegah terjadinya inflasi yang berlebih penanganan inflasi dalam hal kenaikan harga, kami menjawab melalui gerakan ini, stok di Sulsel itu aman," ujar Redindo.
Dia melanjutkan, fluktuatif harga pangan tentu tak bisa terelakkan, hanya saja secara keseluruhan untuk stok kebutuhan pangan masih terbilang aman dan terkendali.
“Tentu ada fluktuatif harga ini, tapi inilah fungsinya dari gerakan pangan bahwa untuk ketersediaan stok pangan masih stabil dan terkendali,” imbuh dia.
Bahkan kata dia, pada Gerakan Pangan Murah menyajikan harga yang tentunya dibawah dari harga yang tersebar di pasaran, terutama bahan pokok strategis, seperti beras, gula pasir konsumsi hingga minyak goreng. (abu hamzah/C)