MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hampir seluruh calon legislatif (Caleg) menyebar alat peraga Kampanye (APK), bahkan ada diantara mereka memasang di pepohonan sampai-sampai merusak estetika kota.
Pengamat Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan, bahwa semestinya APK tersebut digunakan seperlunya. Kata dia, atribut tersebut seharusnya digunakan sekadar sosialisasi atau pengenalan peserta Pemilu kepada konstituennya.
"Atribut luar ruangan itu semestinya fungsinya ada 3. Yang pertama, sebagai pengenalan bagi para new comer. Ke dua, sebagai penegasan bagi para incumbent bahwa mereka maju lagi. Dan yang ke tiga, sebagai penanda wilayah teritorial kontestan," sebutnya.
Menurut dia, tingkat efektivitas kampanye menggunakan APK yang berseliweran di berbagai sudut kota tidak punya pengaruh yang signifikan kepada pemilih. Karena metode yang paling ampuh dan tidak tergantikan digunakan dari Pemilu ke Pemilu adalah pertemuan langsung dengan konstituen.
"Kita barangkali juga merasakan bahwa jumlah APK yang terlalu banyak itu sangat mengganggu estetika kota. Kemudian juga menambah volume sampah. Kan APK itu dominan terbuat dari plastik yang sulit terurai. Jadi dampak ekologisnya juga ada," jelasnya.
Asratillah mengatakan bahwa hal tersebut dapat dikurangi apabila tim dari setiap kontestan punya kreativitas dalam mengolah materi kampanye. Apalagi mengingat saat ini kampanye udara ataupun kampanye menggunakan media sosial lebih efektif dan efisien.
"Kalau para caleg itu punya tim yang kreatif mengelola digital champaign, maka ini dapat mengurangi polusi visual, dan dampak ekologis dari atribut-atribut yang lumrah digunakan saat ini. Sekaligus ini juga berpotensi untuk menghemat cost politik atau biaya politik. Sehingga mereka terpilih semakin kecil kemungkinan untuk melakukan korupsi," tutupnya. (Fahrullah/B)