MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Golkar saat ini telah mengalami penurunan taji di Sulsel hingga kursi pimpinan DPRD Sulsel direbut oleh Partai NasDem. Menghadapi Pilkada serentak 2024 nanti Golkar harus kembali menguji figur yang ada dia usung.
Diketahui Golkar saat ini sudah memiliki jagoan, mulai dari Ketua DPD Golkar Sulsel, Taufan Pawe, Nurdin Halid, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Adnan Purichta Ichsan dan Indah Putri Indriani.
Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan untuk konteks Sulsel, Partai Golkar mesti menghadapi partai yang lebih baru namun cukup agresif, misalnya Partai NasDem dan Partai Gerindra. Belum lagi partai-partai lain yang juga telah menggerus basis tradisional dari Partai Golkar.
“Jika Partai Golkar ingin menghadapi musim pilkada beberapa bulan mendatang, maka ada hal yang mesti dimatangkan. Pertama adalah Golkar akan berkoalisi dengan partai-partai apa saja, sehingga sedari awal Golkar sudah mesti membangun komunikasi politik dengan sejumlah parpol,” kata Asratillah.
Selanjutnya kata Asratillah siapa figur yang dijadikan ‘jagoan politik’ oleh Golkar Sulsel di pilkada nanti. Untuk konteks Pilgub ada figur seperti Nurdin Halid, Ibu Indah, IAS, Adnan dan Taufan Pawe.
“Tapi figur-figur ini mesti diuji lagi melalui survei, karena pasti akan ada perubahan peta politik Sulsel pasca pilpres dan pileg kemarin,” ujarnya.
Dirinya juga menyebutkan tengah-tengah kemerosotan suara yang terjadi, Golkar Sulsel mesti melakukan evaluasi internal.
“Kira-kira apa faktor yang menyebabkan konsolidasi elektoral tidak begitu masif di tahun 2024 ini? Apakah karena faktor tidak solidnya infrastruktur partai? Apakah karena tidak tepatnya strategi marketing partai? atau ada faktor-faktor lain semisal konflik internal dan semacamnya,” tuturnya.
“Evaluasi ini adalah sesuatu yang niscaya bagi Golkar jika ingin tetap menjadi partai yang paling diperhitungkan di Sulsel,” lanjutnya.
Selain itu jelang pilkada nanti Golkar mesti melakukan pemetaan kompetitor seakurat mungkin. “Kekuatan apa yg dimiliki kompetitor? Apa titik lemah mereka? Lalu apa peluang yang bisa direbut oleh Golkar di Sulsel,” jelasnya. (Fahrullah/B)