RAKYAT SULSEL.CO - Seorang militer angkatan udara Amerika Serikat bernama Aaron Bushnell (25) nekat membakar dirinya di depan Kedutaan Besar Israel di Washington pada Minggu 25 Februari 2024.
Pria yang berasal dari Kota Whitman Amerika Serikat ini, melakukan aksi tersebut sebagai protes atas ganosida yang dilakukan Israel di Gaza yang hingga kini telah menewaskan puluhan ribu warga yang tak berdosa.
Aaron Bushnell merupakan seorang pilot yang bekerja di pertahanan siber dengan Skuadron Dukungan Intelijen 531 di Pangkalan Gabungan San Antonio-Lackland di Texas. Dia telah bertugas aktif sejak tahun 2020.
Lewat sebuah video yang beredar di media sosial, Bushnell sebelum membakar dirinya, dia sengaja merekam aksinya itu. Dia mengaku tidak mau terlibat dengan aksi genosida yang dilakukan Israel dan didukung Amerika Serikat.
“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida,” katanya sambil merekam.
“Saya akan melakukan aksi protes ekstrem, namun dibandingkan dengan apa yang dialami rakyat Palestina di tangan penjajah, protes tersebut tidak ekstrem sama sekali," sambungnya.
Pria itu lantas berdiri tapat di depan gerbang Kedutaan Besar Israel di Washington, dia meletakkan ponselnya itu yang sedang merekam dengan cara siaran langsung ke media sosialnya.
Dia kemudian menyimar dirinya dengan bahan bakar minyak dan membakar dirinya sendiri sambil berteriak, “Bebaskan Palestina!, bebaskan palestina… hingga dia jatuh ke tanah dengan api yang terus melahap tubuhnya.
Tak lama berselang, beberapa petugas mendekatinya dan berupaya memadamkan api dari tubuh pria itu.
“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” kata petugas berebut lebih dari satu menit untuk memadamkan api.
Kolonel Celina Noyes, komandan Sayap Intelijen, Pengawasan dan Pengintaian ke-70, tempat Bushnell ditugaskan mengatakan: “Ketika tragedi seperti ini terjadi, setiap anggota Angkatan Udara merasakannya,” kata Kolonel Celina Noyes.
“Kami menyampaikan simpati terdalam kami kepada keluarga dan teman-teman Penerbang Senior Bushnell," katanya lagi.
Pria tersebut dikabarkan meninggal dunia karena luka bakar yang dialaminya.
Protes terhadap Israel telah menjadi kejadian hampir setiap hari di seluruh Negara sejak Israel memulai serangan militernya di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang.
Sementara itu lebih dari 29.000 orang tewas dalam genosida Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Ketika seruan internasional untuk gencatan senjata semakin meningkat dan krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, Kedutaan Besar Israel telah menjadi tempat protes yang terkadang berujung pada penangkapan – namun jarang berujung pada kekerasan.
Pada bulan Desember, seorang pengunjuk rasa melakukan aksi bakar diri di depan konsulat Israel di Atlanta dalam apa yang menurut polisi “kemungkinan merupakan tindakan protes politik yang ekstrem.” (fin/raksul)