FISIP Unhas Bahas Warisan Kolonialisme

  • Bagikan
FISIP Unhas menggelar kuliah umum dengan tema "Colonialism Legacy of Developing Countries" melalui platform Zoom Meeting. 

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -  Laboratorium Riset Kebijakan dan Manajemen Publik, Departemen Ilmu Administrasi FISIP Unhas menggelar kuliah umum dengan tema "Colonialism Legacy of Developing Countries" melalui platform Zoom Meeting. 

Acara ini dihadiri oleh lebih 100 peserta dari kalangan mahasiswa sarjana, pascasarjana, dan masyarakat umum, Sabtu (20/4/2024).

Kuliah umum ini menampilkan Prof. (Emeritus) Deddy T Tikson, M.Sc., Ph.D., seorang Guru Besar dari Universitas Hasanuddin, sebagai narasumber utama. Diskusi ini dimoderatori oleh Dr. Ishak Salim, S.IP., M.A, Dosen Administrasi Publik di FISIP Universitas Hasanuddin.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Deddy Tikson juga menyoroti peran teori pembangunan dalam kemajuan negara pascakolonial, dengan memberikan contoh konkret seperti penerapan teori "dependent State" Peter Evans dan "Bringing State Back in" dari Ilmuwan Politik Theda Skocpol. 

"Negara-negara berkembang yang mengadopsi teori pembangunan tersebut memiliki potensi untuk maju sebagai negara pascakolonial," ujarnya.

Sebagai ilustrasi, Prof. Tikson membandingkan kondisi Indonesia yang dianggap belum mampu memperkuat infrastruktur negara dalam arti Infrastructure Strong, yang berdampak pada ketimpangan dan rendahnya GDP hanya 4 ribu Dollar, dengan Korea Selatan yang kini mendekati 40 ribu US$ per tahun. 

"Alih-alih di Jaman Rezim Orde Baru, kuatnya negara lebih sebagai 'Despotic Strong' yang tidak menguntungkan masyarakat luas," tuturnya.

  • Bagikan