MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem sampai saat ini belum memutuskan siapa yang akan diusung pada Pemilihan Walikota Makassar November mendatang. Partai besutan Surya Paloh ini memberikan ruang kepada eksternal dengan mentang mereka menuntaskan tiga permasalah di Kota Daeng ini.
Permasalah di Kota Makassar yang dianggap belum mampu diselesaikan oleh pemerintahan saat ini mulai dari kemacetan, Banjir hingga sampah.
“Bahwa yang cocok memimpin Makassar memiliki keberanian seperti DKI Jakarta. Makassar ini ada tiga masalah seperti banjir, sampah, macet itu butuh orang yang punya keberanian,” kata ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse saat memberikan arahkan di sela-sela kegiatan NasDem mendengar Sesi Dua di Gedung Tower NasDem j Metro Tanjung Bunga, Sabtu (20/4/2024) malam.
Wakil ketua komisi IV DPR RI ini menyebutkan jika orang yang ingin mendaftar di partai Nasdem tapi tidak memiliki keberanian mengatasi masalah di kota Daeng tidak usah. Karena Nasdem membutuhkan pemimpin seperti DKI Jakarta sebelumnya yakni Anies Rasyid Baswedan yang mampu mengurai kemacetan di Ibu Kota Negara tersebut.
“Jangan mendaftar di Nasdem kalau tidak punya keberanian. Karena sebenarnya paling mudah ini kita atasi tiga masalah. Masa di DKI lebih banyak sampah disana dan bisa diatasi, lalu macet lebih banyak kendaraan di Jakarta daripada di Makassar dan mereka bisa penggal-penggal macetnya, banjir apalagi,” bebernya.
Mantan Bupati Sidrap dua periode ini pun menceritakan semenjak dirinya sebagai kepala daerah di bumi Nene Mallomo tersebut, sempat terjadi banjir. Dimana dia memerintahkan seluruh jajaran untuk menggali parit yang ada di kota Pangkajene tersebut dan itu terselesaikan.
“Seandainya saya masih bisa ikut kontestasi Wali Kota saya akan bernaikan diriku untuk menjadi wali kota di Makassar,” ucapnya.
RMS menyebutkan jika pemimpin Kota Makassar ini tidak mesti menjadi kader NasDem, tapi dia harus menjadi pelayanan masyarakat dan terlebih lagi mengatasi masalah di Kota Daeng ini.
Bahkan RMS menyebutkan saat ini sudah ada beberapa kader potensial mereka dia bisa dorong. Tapi kata RMS memampukan mereka mengatasi permasalah yang sudah bertahun-tahun dikeluhkan masyarakat.
“Saya kira ada ibu Fatma, Cicu, Rudianto Lallo, Mario David dan lainnya yang kira-kira dia memiliki potensi tapi tidak ada yang mau. Artinya dia mau nomor satu atau dua mereka tidak ada mau,” jelasnya.
RMS juga menyebutkan jika NasDem mendengar ini salah satu bentuk atau terobosan baru dalam mencari calon pemimpin lima tahun kedepan. “Saya mengatakan bahwa kita butuh masukan dan saran dari orang-orang pintar, orang cerdas dan senior-senior kita. Artinya Nasdem membutuhkan saran dan masukan dari kita semua,” ujarnya.
RMS menyebutkan jika seluruh kader NasDem adalah pekerja lapangan, sehingga dia butuh masukan siapa yang cocok memimpin Makassar 5 tahun kedepan. Dia pun mengakui sudah banyak orang yang datang dan mengirim pesan ingin jadi Gubernur, Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Walikota dan kepala daerah di Kabupaten.
“Kami butuh saran dari orang-orang pintar supaya kamu Nasdem mengambil keputusan kedepannya tidak salah. oleh karena itu sebelum Kami di Nasdem memutuskan siapa yang akan kita usung kami membutuhkan masukan,” tutupnya.
Akademisi Universitas Hasanuddin, Prof Abdul Majid Sallatu mengatakan Makassar ini satu wilayah yang ada di Mamminasata sekaligus menjadi menjadi barometer Sulawesi selatan dan dia lihat sampai saat ini belum berkembang, sehingga NasDem harus mencari tokoh yang sangat paham pemerintahan.
"Mencari Tokoh visi Pemerintahan, yang paham tentang fungsi Pemerintahan agar pelayanan publik ini berjalan dengan baik," katanya.
Dirinya pun menyinggu sejak awal pemerintahan Danny Pomanto setelah terpilih 2013 lalu, dimana dia berharap walikota dua periode tersebut mampu membangun Makassar lebih baik, tapi kata Prof Abdul Majid sampai saat ini dia belum temukan itu.
“Saya bangga pernyataan Danny Pomanto setelah dilantik, dia akan melakukan kegiatan-kegiatan manajemen pemerintah dan itu belum saya temukan sampai saat ini,” tuturnya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Suryadi Culla mengatakan, partai Nasdem di Sulsel memang berhasil menjadi pemenang pada pemilu di Sulsel setelah beberapa tahun didominasi oleh Golkar. Dia mengapresiasi langkah Nasdem dengan menggelar kegiatan Nasdem Mendengar sebelum menentukan sikap pada pilkada serentak tahun ini.
"Tentu ini langkah yang cukup bagus. Apalagi Nasdem sebagai partai pemenang pemilu di Sulsel sekarang punya kekuatan besar," katanya.
Dirinya menjelaskan, untuk esensi partai politik seharusnya bisa menempatkan kadernya di sektor-sektor pemerintahan. Karena memang tujuannya parpol seperti itu idealnya. "Saya pikir sudah saatnya Nasdem punya kader sendiri untuk diusung. Termasuk nama RMS," katanya.
Meski demikian, dia mengatakan Nasdem tetap partai terbuka sehingga semua figur berpeluang diusung. "Kalau kita lihat sekarang pendekatan Nasdem cukup bagus ke masyarakat dan ini sudah terbukti," jelasnya.
Adapun, Ketua Komisi Informasi Publik Sulawesi Selatan Pahir Halim mengatakan menyampaikan, sesuai dengan tema diskusi tersebut bahwa bahwa pimpin dibutuhkan Makassar adalah pemimpin yang ingin mendengar masyarakatnya.
"Carilah pemimpin yang ingin mendengar dari masyarakatnya. Bukan pemimpin yang mementingkan kepentingan pribadi," ujar Pahir.
Dirinya menyebutkan dalam memilih pemimpin agar tidak lepas dari Falsafah Bugis-Makassar, petuah,dan nasihat yang mengutarakan tentang norma-norma adab.
"Untuk memilih pemimpin Kota Makassar empat hal kriteria ini harus diperhatikan yakni macca na malempu (pintar dan jujur), warani na magetteng (berani dan tegas)," ujar mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar ini. (Fahrullah/B).