MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Beberapa legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan mempersiapkan diri untuk menjadi peserta pada pemilihan kepala daerah serentak, November mendatang. Berbagai manuver dilakukan untuk mendapat surat rekomendasi atau dukungan. Jurus gerilya pun dilancarkan demi mendapatkan 'golden ticket' dari partai politik.
Perburuan tiket menuju pilkada telah dimulai sejak pekan lalu menyusul penjaringan bakal kandidat oleh partai politik. Hampir semua partai telah membuka pendaftaran bagi figur-figur potensial di panggung kontestasi.
Peluang inipun direspons oleh figur yang sejak lama mengincar posisi eksekutif di sejumlah kabupaten dan kota. Beberapa legislator tingkat provinsi pun menguatkan niat untuk kembali mengabdi ke daerah masing-masing.
Legislator DPRD Sulawesi Selatan dari Fraksi Partai Demokrat, Selle K.S. Dalle, misalnya, kian memantapkan niat menatap Pilkada di Kabupaten Soppeng. Selle mengaku, intens komunikasinya dengan sejumlah figur potensial untuk ancang-ancang masuk arena kontestasi. Dua nama yang disebutkan adalah politikus Partai Golkar, Suhardi Haseng dan politikus PDI Perjuangan, Andi Mapparemma.
"Dua nama itu yang intens membangun komunikasi," ujar Selle. Rabu, (24/4/2024).
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Sulsel itu mengatakan, komunikasi yang terjalin belum masuk pada pembahasan posisi sebagai calon bupati atau calon wakil bupati. Menurut dia, mengenai hal tersebut akan diputuskan berdasarkan hasil survei yang rencananya akan dirilis pada Mei mendatang.
"Semua pihak yang membangun komunikasi dengan saya, baik itu Suhardi Haseng maupun Andi Mapparemma, merasa nyaman. Tapi saya menunggu hasil survei dulu," imbuh Selle yang kembali terpilih ke DPRD Sulsel untuk ketiga kalinya pada pemilu lalu.
Selle menambahkan, penentuan pasangan di Pilkada Soppeng turut melihat sisi geopolitik. Sehingga ia enggan terburu-buru untuk menentukan pasangan. Selain itu, Selle mengaku, siap melepas kursi sebagai legislator apabila memiliki ruang untuk bertarung di Pilkada Soppeng. Dia pun tidak mempermasalahkan, jika nantinya hanya bertarung pada posisi 02. Kendati, ikhtiarnya ingin berbuat lebih banyak terhadap daerah dan masyarakat.
"Tidak ada masalah saya 02, dari pada saya maju 01 tapi tidak menang. Saya ini bukan tipikal orang yang memburu kekuasaan. Saya ini hanya butuh ruang mengabdi untuk daerah dan masyarakat," ucap dia.
Di Soppeng, Partai Demokrat mengunci empat kursi sehingga membutuhkan tambahan dua kursi untuk mengusung kandidat. Selle mengatakan, membangn komunikasi dengan Partai Golkar yang mengendalikan 11 kursi dan PDIP dengan enam kursi di DPRD Soppeng.
Anggota DPRD Sulsel, Irwan Hamid dari Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan kesiapannya maju di Pilwali Palopo 2024.Dia menyebut akan maju sebagai bakal calon wakil wali kota. "Saya realistis saja. Maju sebagai 02 di Pilwalkot Palopo," kata Irwan.
Irwan mengaku tak gentar untuk mengajukan diri sebagai bakal calon, meski tak ada perolehan kursi PKB di DPRD Palopo. Dia mengaku tetap melakukan komunikasi dengan sejumlah figur untuk dijadikan pasangan. Partai yang dapat mampu mengusung kandidat di Palopo adalah Golkar dan NasDem yang masing-masing meraih enam kursi.
Dari Partai Amanat Nasional (PAN), Syamsuddin Karlos juga mematangkan persiapan untuk maju di Pilkada Jeneponto. Bendahara PAN Sulsel ini mulai membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik untuk berkoalisi.
"Kami sekarang masih melakukan tahap lobi, saya komunikasi dengan semua partai. Target paling lambat Juli sudah ada rekomendasi," kata Syamsuddin.
Menurut Karlos, tidak menutup kemungkinan arah koalisi PAN di Pilkada Jeneponto mengikuti koalisi di Pilpres yakni, bersama Gerindra, Golkar, dan Demokrat. "Saya kira itu tidak menutup kemungkinan terjadi," imbuh dia.
Karlos menambahkan, dirinya akan melakukan deklarasi maju di Pilkada Jeneponto bersama pasangannya, Andi Baharuddin BJ Karaeng Nai setelah menerima rekomendasi dari partai pengusung.
Legislator Sulsel lainnya yang juga serius untuk maju di pilkada adalah Syaharuddin Alrif. Sekretaris NasDem Sulsel itu mengatakan serius meminang Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk sama-sama berkoalisi. Syaharuddin telah mendaftar di kedua partai tersebut.
"Tapi, saya mengajak semua partai untuk berkomunikasi," imbuh dia.
Sejatinya, Syaharuddin bisa diusung langsung oleh NasDem sebagai pemenang dan peraih kursi terbanyak di DPRD Sidrap dengan 12 kursi. Namun, Syaharuddin tetap membangun komunikasi dengan seluruh partai yang ada seperti bertemu Ketua PPP Sulsel Imam Fauzan, Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah, Sekretaris Gerindra Sulsel Darmawangsyah Muin, Ketua PAN Sulsel Ashabul Kahfi hingga Ketua Perindo Sulsel Sanusi Ramadhan.
Meski ada upaya membangun koalisi gemuk di Pilkada Sidrap, SAR belum menentukan pendamping. Dia mengaku masih menganalisa figur-figur yang dianggap potensial dan saling menunjang elektoral.
"Biarkan dulu mencuat beberapa nama. Saya bebas, mau dari politisi, birokrat, agamawan, akademisi, maupun pengusaha," imbuh dia.
Di Kabupaten Takalar, anggota DPRD Sulsel Hengky Yasin resmi mendaftar di PKB. Meski berstatus sebagai kader, Hengky tetap berupaya menjadi pendaftar pertama.
"PKB adalah partai saya selama ini. Jadi saya harus prioritaskan dan menjadi partai pertama yang tempat mendaftar," ujar dia.
Adapun, Ketua NasDem Selayar, Ady Ansar juga tengah bersiap untuk maju di pilkada. Legislator DPRD Sulsel itu menyatakan diri siap menjadi salah seorang calon kontestan.
"Sekarang persiapan, seperti target di awal, bila diberi amanah saya siap maju di Pilkada Selayar meskipun saat ini terpilih kembali di DPRD Sulsel," kata Ady.
Sementara itu, Darmawangsyah Muin dipastikan maju pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Gowa. Darmawangsyah tidak maju lagi sebagai caleg demi persiapan jadi bupati Gowa. Darmawangsyah menjabat Wakil Ketua II DPRD Sulsel. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris DPD Gerindra Sulsel.
Aksa Belum Restui Appi
Munafri Arifuddin alias Appi belum mendapat restu dari mertuanya Aksa Mahmud untuk maju di Pilwali Kota Makassar. Aksa menyatakan keinginan Appi untuk maju masih harus dipertimbangkan dan dibicarakan lebih matang.
"Nanti akan bicarakan. Kami lihat situasi dulu," kata Aksa saat ditemui wartawan Harian Rakyat Sulsel, kemarin.
Aksa membanrkan Appi mendapat rekomendasi dari Partai Golkar untuk maju di Makassar. Meski begitu, kata dia, pihaknya tidak akan buru-buru memberi restu. "Mana yang terbaik, nanti akan dilihat," imbuh founder Bosowa Group itu.
Sejauh ini, Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin digadang-gadang akan maju pada pemilihan wali kota (Pilwali) Makassar. Appi telah membangun komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Tak hanya itu, Appi juga telah mendapatkan surat tugas dari DPP Golkar sebagai sinyal untuk bertarung di Pilwali Makassar.
Menanggapi, terkait Appi bertahun di DPRD Sulsel atau maju wali kota. Mengingat cost politik begitu besar. Aksa Mahmud tak mau terburu-buru menyampaikan sikap. Ia meminta agar bersabar dan berdoa lebih baik.
Sekadar diketahui, Appi sukses membawa Golkar Makassar menambah satu kursi di DPRD Makassar. Sehingga total kursi di DPRD Makassar, enam kursi dengan perolehan suara 97.246.
Dia juga telah membuktikan elektoralnya di Pileg DPRD Sulsel dengan meraih satu kursi setelah mengumpulkan 29.802 suara pribadi.
Appi mengaku siap untuk mundur sebagai legislator bila maju di Pilwali Makassar. "Konsekuensi mundur DPRD, niat maju Pilkada. Jadi, insyaallah saya maju," ujar Appi.
Kaitan dengan figur menjadi pendamping, Appi tak mau tergesa-gesa menentukan. Ia menuturkan, menentukan pasangan itu harus memberikan dampak elektoral karena bagian satu tim, bagian yang tidak dipisahkan.
"Jadi kalau tidak memberikan support akan mandek, sehingga memang dibutuhkan pasangan yang punya potensi yang baik," kata dia.
Ia menegaskan, tak mempersoalkan banyak figur yang akan maju. Menurut dia, hal itu lebih bagus, apalagi tidak ada satu partai pun bisa mengusung sendiri kader.
"Sejauh ini belum ada partai mengusung sendiri. Semua harus berkolaborasi. Saya kira Makassar ini banyak potensi, seperti apa. Nanti kita kajian sama sama, kajian ilmiah, bukan karna obrolan warung kopi," tutupnya. (suryadi-fahrullah/C)