RAKYATSULSEL - Pengalaman masa lalu, terutama pengalaman emosional yang traumatis dapat membekas hingga dewasa.
Bekas luka emosional ini sering terwujud dalam pola pikir dan cara bicara kita. Dengan memahami luka emosional yang tersembunyi, hal ini bisa menjadi kunci untuk membantu seseorang menyembuhkan diri dan bergerak maju.
Untuk memahaminya, berikut adalah sembilan kalimat yang sering digunakan oleh orang dewasa dengan luka emosional, menurut psikologi.
Dengan mengenali pola komunikasi ini, diharapkan kita dapat lebih memahami kebutuhan emosional diri sendiri dan orang lain.
Dilansir dari The Vessel, Senin (29/4), berikut sembilan kalimat yang sering digunakan oleh orang dewasa yang memiliki luka emosional, beserta penjelasannya:
1. “Semua ini salah saya.”
Kalimat ini menandakan kecenderungan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Orang yang terluka secara emosional mungkin akan menyalahkan diri sendiri atas kejadian yang sebenarnya di luar kendali mereka.
Contohnya, seseorang yang diselingkuhi pasangannya mungkin berpikir bahwa seharusnya dia lebih peka terhadap tanda-tanda selingkuh atau bahwa dia tidak cukup baik untuk pasangannya.
2. “Tidak ada yang mengerti saya.”
Kalimat ini menunjukkan kebutuhan akan dipahami dan diterima. Orang yang terluka secara emosional mungkin merasa kesepian dan sulit membangun hubungan emosional dengan orang lain.
Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman dimasa lalu dimana mereka merasa tidak didengarkan atau dipahami oleh orang tua, teman, atau pasangan.
3. “Semua ini salahmu!”
Orang yang terluka secara emosional cenderung menghindari tanggung jawab atas peran mereka dalam permasalahan dan menyalahkan pihak lain. Misalnya, seseorang yang memiliki masalah komunikasi dengan pasangannya mungkin selalu menyalahkan pasangannya tanpa introspeksi diri.
4. “Mereka tidak akan pernah berubah.”
Kalimat ini menunjukkan sikap pesimis dan kurang percaya pada kemampuan orang lain untuk berubah. Orang yang terluka secara emosional mungkin memiliki pengalaman dimasa lalu dimana orang yang mereka sayangi tidak berubah sesuai dengan harapan mereka.
5. “Saya tidak butuh siapapun di dunia ini.”
Kalimat ini bisa jadi cara bertahan diri dari takut terluka karena orang lain. Orang yang terluka secara emosional mungkin membangun dinding pertahanan dan menghindari hubungan dekat dengan orang lain.
6. “Jika saja Saya…”
Kalimat ini penyesalan yang terus dipelihara. Orang yang terluka secara emosional mungkin terjebak dalam memikirkan apa yang bisa mereka lakukan secara berbeda di masa lalu. Hal ini bisa menghambat mereka untuk hidup di masa sekarang dan menikmati masa depan.
7. “Saya tidak pantas bahagia.”
Perasaan tidak layak menerima kebahagiaan bisa muncul akibat luka emosional di masa lalu. Orang yang terluka secara emosional mungkin pernah diperlakukan tidak adil atau disakiti oleh orang lain. Hal ini bisa membuat mereka merasa tidak pantas mendapatkan kebahagiaan.
8. “Mereka tidak akan pernah mencintai saya.”
Kalimat ini berasal dari ketakutan akan ditolak dan ditinggalkan. Orang yang terluka secara emosional mungkin pernah mengalami kekecewaan dalam hubungan percintaan di masa lalu. Hal ini bisa membuat mereka takut untuk terbuka kembali pada cinta dan takut untuk terluka lagi.
9. “Semua percuma.”
Kalimat ini menunjukkan keputusasaan dan kurangnya motivasi. Orang yang terluka secara emosional mungkin merasa bahwa hidup ini tidak ada artinya dan bahwa usaha mereka tidak ada gunanya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kegagalan berulang, atau kehilangan orang yang dicintai.
Mengungkapkan perasaan dan mencari bantuan dari profesional dapat membantu menyembuhkan luka emosional dan berkembang menjadi individu yang lebih kuat dan bahagia.
Selain itu, menjalin hubungan yang sehat dan saling mendukung dengan orang lain juga dapat membantu Anda dalam proses penyembuhan. Ingatlah bahwa Anda tidak sendiri. Banyak orang yang mengalami luka emosional dan mampu sembuh dan berkembang. Dengan usaha dan dukungan yang tepat, Anda juga bisa menjalani hidup yang bahagia dan penuh makna. (jp/raksul)