BULUKUMBA, RAKYATSULSEL - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bulukumba kini menghadapi masa-masa sulit yang semakin memprihatinkan. Pasokan air minum ke sejumlah pelanggan telah terhenti di beberapa titik, sementara gaji karyawan tidak lagi dapat dibayarkan selama lebih dari satu tahun karena PDAM Bulukumba mengalami krisis keuangan yang serius.
Seperti penyakit yang menggerogoti tubuh, kondisi PDAM Bulukumba saat ini dapat disamakan dengan "sakit parah". Anggota DPRD Bulukumba dari PDIP, Zulkiflie Saiye, mengakui telah melakukan dua kali rapat dengar pendapat (hearing) dengan manajemen PDAM.
Bahkan, rapat lintas komisi pun pernah dilakukan untuk mendesak agar perbaikan dilakukan dengan segera. "Saya juga bingung, mengapa kondisi PDAM semakin parah. Padahal, Direktur PDAM sendiri berjanji untuk menyehatkannya," tulis Zulkiflie Saiye dalam sebuah grup WhatsApp.
Anggota Komisi C DPRD Bulukumba ini, kembali mengingatkan tentang ujian kelayakan calon Direktur PDAM beberapa waktu lalu, di mana dalam 100 hari kerja, dijanjikan penyembuhan bagi PDAM.
Namun, saat ini, Direktur yang telah bertindak dan berpengalaman dalam masalah manajemen perusahaan, justru membuat kondisi semakin buruk hingga mencapai tahap kritis. "Apakah yang salah sebenarnya?" tanya Zulkiflie Saiye.
Terlepas dari siapa yang bertanggung jawab atas kondisi tersebut, PDAM Bulukumba memerlukan pertolongan darurat untuk menyelamatkannya dari keadaan "sakit parah". Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan memberikan penyertaan modal tambahan kepada PDAM Bulukumba.
Mengenai penyertaan modal ini, Zulkiflie Saiye meminta Direktur PDAM Bulukumba, Andi Nurjaya, untuk menyampaikan kepada Bupati dan Wakil Bupati agar segera memberikan tambahan penyertaan modal. Jika Bupati dan Wakil Bupati tidak menyetujui tambahan modal, maka secara tegas ia menyarankan untuk mencari pengganti lain.