MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bakal calon kepala daerah terus menjajaki partai politik untuk memastikan diri maju di pemilihan kepala daerah serentak. Adapun sejumlah partai, hingga saat, ini belum menentukan figur-figur yang akan diusung.
Salah satu bakal calon yang gencar mencari partai politik adalah Wali Kota Makassar Danny Pomanto. Danny tengah mengincar kursi gubernur Sulawesi Selatan.
Danny mengaku telah melakukan penjajakan hampir ke semua partai politik. Dirinya telah mendaftar ke beberapa partai dan hanya menyisakan dua parpol yang belum didaftar karena belum membuka proses penjaringan.
Tak hanya itu, komunikasi politik yang dilakukan Danny dengan partai politik (parpol) sudah sangat intens. Bahkan, dia mengaku telah melakukan pertemuan dengan elite semua parpol.
"Komunikasi sangat intens dengan beberapa partai mulai dari Jakarta hingga kembali di Sulsel," ujar Danny, Rabu (15/5/2024).
Bahkan, kata Danny, pihaknya telah membentuk tim untuk melakukan sosialisasi. "Tim sudah dibentuk, sementara kami baru sosialisasi. Alhamdulillah belum sosialisasi kami sudah masuk dalam radar survei beberapa partai," sambung dia.
Maka dari itu, Danny pun memperkirakan pengusungan dirinya untuk maju pada Pilgub 2024 oleh parpol akan terlihat di bulan Juni mendatang.
"Saya kira sekitar Juni sudah kelihatan formasi-formasinya," tutup Danny.
Sementara itu, menanggapi terkait nama Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani yang menguat akan dipasangkan dengan dirinya, Danny Pomanto mengatakan hal itu tergantung dari partai koalisi nantinya. Sebab, kata Danny, Indah Putri Indriani masuk dalam Partai Golkar.
"Saya selalu bilang pertama tergantung partai koalisi, Ibu Indah ada partai, kalau partainya setuju kenapa tidak, kalau partainya mengusulkan banyak alternatif kenapa tidak," jelas Danny.
Namun, dalam perjalanan politiknya, Danny mengaku merasa nyaman dan berpasangan dengan perempuan.
"Bagi saya adalah dalam perjalanan politik saya pasangan dengan kaum perempuan menarik sekali dan saya merasa hepi selama ini," tutup Danny.
Diketahui sebelumnya, telah beredar luas flyer yang memasangkan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, dengan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulsel 2024.
Dengan tagline "Baik Untuk Semua" dan "Sulsel 2024" pada flyer tersebut, pasangan ini diprediksi akan bersaing dalam Pilkada mendatang sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel.
Bahkan di salah satu kesempatan, Danny Pomanto tertangkap kamera kedekatannya dengan Indah Putri Indriani pada saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pemantapan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Kamis (2/5), beberapa waktu lalu.
Kedekatan Danny Pomanto ini ditafsirkan merupakan sebuah kode akan berpasangan sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel pada Pilkada mendatang.
Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) sampai saat ini belum memiliki jagoan atau siapa yang akan diusung pada Pemilihan Gubernur Sulsel November nanti. Partai berlambang matahari terbit pun telah membuka penjaringan.
“Untuk Pilgub maupun Kabupaten kami sedang buka lebar untuk penjarinagn calonnya, baik dari unsur kader maupun dari tokoh masyarakat yang mendaftar,” kata ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi.
Namun, kata dia, sampai saat ini belum ada figur ditemukan, meski sudah banyak figur yang telah membangun komunikasi.
Untuk syarat usungan, mantan wakil ketua DPRD Sulsel ini menyebutkan syarat khusus tentu memiliki peluang untuk menjadi pemenang.
“Yang pertama yang dilihat adalah kalau kami yah, standar yang pertama itu yah kapasitas, kompetensi. yang kedua tentu aksesibilitas, yang ketika tentu elektabilitas,” kata dia.
Selain Pilgub Sulsel, PAN juga sudah menyiapkan kadernya untuk bertarung di beberapa daerah, Seperti Syamsuddin Karlos (Jeneponto), Mitra Fachruddin (Enrekang) Nurkanita Maruddani (Bantaeng), Husmaruddin (Luwu) dan Husniah Talenrang (Gowa).
“Di Makassar juga ada beberapa nama, antara lain Jamaluddin Jafar yang kami dorong,” kata dia.
Adapun, Partai Golkar menutup ruang bagi kandidat lain yang ingin maju di pilkada serentak. Padahal. beberapa daerah Golkar harus berkoalisi dengan partai lain karena tidak syarat mendaftar ke KPU belum mencukupi 20 persen kursi dukungan dari parlemen.
Golkar harus melakukan koalisi mulai dari Gubernur Sulsel, Golkar hanya memiliki 14 kursi sementara syarat bertarung paling sedikit mendapatkan dukungan 17 kursi dari Parlemen.
Selanjutnya, Kota Makassar partai yang dinahkodai oleh Munafri Arifuddin masih membutuhkan 4 kursi tambahan setelah meraih 6 kursi pada Pileg Februari. Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng , Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkep, Wajo, Bone, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Luwu dan Luwu Timur.
Adapun Golkar bisa mengusung sendiri yakni Kepulauan Selayar, Barru, Parepare , Soppeng, Tana Toraja, Toraja Utara, Palopo dan Luwu Utara.
Juru bicara Golkar Sulsel, Zulham Arif mengatakan sampai saat ini tidak ada surat perintah penjaringan di semua daerah khususnya yang tidak bisa mengusung sendiri.
“Kalau surat perintah penjaringan tidak ada. Karena semua daerah ada kader sendiri yang diusung, jadi kami mengutamakan kader,” kata Zulham.
Adapun jagoan Golkar yang harus mencari partai koalisi maju sebagai 01 yakni Muh Fathul Fauzi Nurdin Abdullah (Bantaeng), Muhammad Irfan (Enrekang), Patahudding (Luwu), , Andi Ilham Zainuddin (Pangkep) dan Usman Marham (Pinrang).
Selanjutnya, Zulkifli Zain (Sidrap), Andi Kartini Ottong (Sinjai), Baso Rahmanuddin (Wajo), Munafri Arifuddin (Makassar), Islam Iskandar (Jeneponto), Jamaluddin Syamsir (Bulukumba), Rahmat Masri Bandaso (Palopo) Zulham Arief (Takalar) dan Andi Rio Padjalangi (Bone).
Sementara kader Golkar yang hampir pasti hanya sebagai calon wakil bupati yakni Suhartina Bohari (Maros) dan Andi Akbar Leluasa, (Luwu Timur). Adapun Gowa sampai saat ini belum memiliki jagoan. “Jadi kami persilahkan figur-figur bersangkutan untuk melakukan lobi-lobi politik dengan partai lain,” imbuh Zulham.
Bahkan, kata dia, sebagian besar kader Golkar yang didorong maju sebagai calon kepala daerah sudah mulai melakukan lobi-lobi politik, seperti Munafri Arifuddin di Makassar dan Erna Rasyid di Parepare.
“Kami sudah lihat seperti Makassar, Sinjai, Palopo sudah melakukan lobi-lobi politik dengan partai lain, begitu juga daerah-daerah lain,” sebut dia.
Dengan siapa berkoalisi, Zulham menyebutkan, itu ranah petinggi partai. “Kami serahkan ke DPP dengan siapa nantinya kita berkoalisi. Kami dibawa hanya memberikan pertimbangan jika sudah melakukan lobi dan sebagainya,” kata dia.
Untuk batas waktu sampai kapan harus mencukupkan jumlah kursi koalisi. Zulham hanya menyebutkan sebelum batas hari pendaftaran ke KPU berakhir. “Tentunya sampai akhir pendaftaran ke KPU,” sambung dia. (shasa anastasya-fahrullah/C)