MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Sempat Viral di media soial, wisatawan mancanegara (Wisman) batal masuk ke kawasan Wisata Bantimurung sebab harga tiket masuk begitu mahal.
Pada video, menampilkan wisatawan dari New Zealand menggelengkan kepala saat melihat harga tiket masuk yang tertera pada loket pintu masuk Bantimurung terpampang Rp 225 ribu per orang untuk wisatawan mancanegara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan (Sulsel) Muhammad Arafah menyampaikan penetapan tarif oleh pengelola wisata Bantimurung merupakan harga yang mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.
“Jadi di taman nasional itu memang ada tarifnya tersendiri. Yang berlaku di sana sudah tepat. Tarif itu ada,” ungkapnya saat diwawancara Rakyat Sulsel, Senin (27/5/2025).
Ia menyampaikan, mengacu pada kejadian tersebut, para pengelola pariwisata dan seluruh elemen pariwisata harus betul-betul massif melakukan sosialisasi terhadap harga dan fasilitas dari lokasi wisata agar tidak menjadi pernyataan dikemudian hari dan mengundang kekecewaan.
“Tarifnya harus massif dipromosikan. Jangan sampai nanti mereka datang dianggap bahwa ini tarif berlebihan,” ujarnya.
Terkait dengan video viral tersebut, Arafah tak menampik reaksi serupa dari masyarakat akan timbul jika menurutnya itu tak masuk akal. Kendati demikian, edukasi terhadap masyarakat juga tentu harus dikedepankan.
Hal itu menjadi penting, lanjut Araf untuk menepis reaksi berlebihan dari para pengunjung yang minim informasi terhadap salah satu wisata yang sedang dikunjunginya.
“Kita harus massifkan lagi sosialisasi mulai dari tarif dan sebagainya, agar masyarakat yang menimbulkan reaksi berlebihan,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak berlebihan memberikan penilaian dari potongan video tersebut.
“Untuk masyarakat yang menonton video tersebut atau yang mau menikmati hiburan itu jangan yang berlebihan. Agar potensi wisata terus bisa menjadi salah satu pemantik perekonomian,” pungkasnya. (Abu/B)