PINRANG, RAKYATSULSEL – Petani penggarap sawah milik Pemda di Desa Sikkuala mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi yang menyebabkan penurunan hasil panen mereka.
Pemerintah Kabupaten Pinrang memiliki aset berupa lahan sawah seluas sekitar 43,15 hektar di Desa Sikkuala, Kecamatan Cempa, yang digarap oleh sekitar 32 orang warga setempat. Menanggapi keluhan ini, Komisi II DPRD Kabupaten Pinrang melakukan peninjauan langsung ke lokasi dan berdialog dengan beberapa petani penggarap.
Terungkap bahwa hasil panen petani penggarap ini mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ketiadaan pupuk subsidi memaksa mereka menggunakan pupuk non-subsidi yang harganya lebih tinggi. Akibatnya, mereka mengurangi penggunaan pupuk, yang berdampak pada turunnya hasil panen dan pendapatan Pemerintah Daerah.
Ketua Komisi II DPRD Pinrang, Andi Pallawagau Kerrang, meminta instansi terkait, yakni Dinas Pertanian, untuk segera menemukan solusi atas kelangkaan pupuk subsidi bagi petani penggarap aset Pemda.
Menurunnya penghasilan petani juga berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pinrang, sehingga masalah ini memerlukan perhatian serius.
Andi Pallawagau Kerrang (A. Palla) juga berharap Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cempa terus membimbing petani penggarap agar bisa menghasilkan panen yang maksimal.
Ia juga mengharapkan Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan untuk terus mengawasi para petani penggarap, terutama terkait keselamatan mereka.
Rombongan Komisi II DPRD Kabupaten Pinrang dipimpin oleh Ketua Komisi II, Andi Pallawagau Kerrang, SE, didampingi anggota Komisi II lainnya seperti Hartono, Hj. Salma, Supriadi, Hj. A. Pajjai Mekka, SE, Syamsuddin Duddin, dan anggota Komisi III, H. Said Gatta.
Turut mendampingi Kepala Desa Sikkuala, H. Abdul Asistan, Kepala BPP Kecamatan Cempa, Pemerintah Kecamatan Cempa, dan beberapa petani penggarap. (Amran)