MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinamika politik menjelang Pilgub Sulsel 2024 semakin hangat. Ditandai semakin banyaknya figur kandidat, bahkan simulasi pasangan calon mulai bermunculan.
Golkar menjadi salah satu partai politik dengan kader terbanyak, yang dijagokan bertarung pada Pilgub Sulsel 2024.
Di antaranya Taufan Pawe, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Indah Putri Indriani (IDP), dan Adnan Purichta Ichsan.
Sayangnya, beberapa nama beken itu malah kerap dikaitkan sebagai bakal calon wakil gubernur alias 02.
Realita sejumlah figur Golkar pemegang surat tugas itu hanya dikondisikan sebagai figur 02 di mata pengamat politik sangat disayangkan.
Apalagi, sebenarnya hal tersebut tentunya sangat bertentangan dengan sejarah dan rekam jejak Golkar pada Pilgub Sulsel.
Apalagi, empat nama pemegang surat tugas sebagai bakal calon gubernur Sulsel itu rata-rata memiliki elektabilitas yang bisa diandalkan Golkar menatap Oilgub Sulsel.
Detetan figur tersebut dalam sejumlah hasil survei Pilgub Sulsel bukan tokoh dengan pemilik elektoral di bawah rata-rata. Mereka selalu bertengger di posisi lima besar.
Pengamat politik, Tri Yudha Haryanto, menyampaikan meski tidak lagi menjadi partai dengan kursi terbanyak, namun Golkar masih merupakan partai dengan kekuatan besar di Sulsel.
Bahkan, bisa dibilang Sulsel masih menjadi lumbung suara bagi partai berlambang beringin.
Berdasarkan hasil Pileg 2024, suara Golkar masih cukup dominan, dengan menduduki 14 kursi di parlemen. Hanya kalah dari Partai NasDem yang menguasai 17 kursi. Di belakang Golkar, ada Partai Gerindra dengan 13 kursi. Disusul PKB dan PPP masing-masing 8 kursi.
Menurut peneliti di Parameter Publik Indonesia itu, dengan komposisi demikian, Golkar semestinya percaya diri mengusung kader pada Pilgub Sulsel 2024.
Terlebih, Golkar dari dulu memiliki begitu banyak kader unggul. Tentunya, kata dia, bakal memalukan dan menjadi preseden buruk bila Golkar hanya puas dengan mendorong kader sebagai 02.
"Intinya bukan level Golkar untuk mendudukkan kader sebagai 02 di Pilgub Sulsel. Golkar ini partai besar di Sulsel. Rekam jejak dan sejarah menunjukkan Golkar selalu mengusung kader sebagai 01 di Sulsel. Tentunya akan memalukan dan menjadi preseden buruk jika kali ini gagal mengusung kader," jelas Yudha, Senin 10 Juni 2024.
Sekadar diketahui, rekam jejak Golkar sepanjang Pilgub Sulsel memang selalu mengusung kader sebagai Calon Gubernur Sulsel. Dimulai dari Pilgub Sulsel 2007, Pilgub Sulsel 2013 hingga Pilgub Sulsel 2019, selalu konsisten mengusung kader sebagai 01.
Masing-masing yakni Amin Syam, Syahrul Yasin Limpo, dan Nurdin Halid.
"Golkar tidak pernah miskin kader. Banyak figur pemimpin di Golkar. Jadi sulit dibayangkan jika Golkar puas dengan posisi 02, sementara posisi 01 malah diisi kader partai lain yang perolehan kursinya di bawah Golkar," imbuh dia.
Yang juga menjadi catatan Tri Yudha, Golkar yang harus kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel di pileg lalu, dipastikan bakal kehilangan kesempatan mengembalikan marwahnya di pilkada serentak saat hanya mengusung kader untuk posisi 02.
"Pilkada serentak ini adalah kesempatan bagi Golkar mengembalikan dominasinya di Sulsel. Perlu diketahui, bahwa barometer utama dalam pilkada serentak itu adalah pilgub Sulsel. Golkar hanya layak mengusung figur 01 sebenarnya," tegas Yudha lagi. (*)