Wanita di Panggung Pilkada

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Animo kalangan perempuan untuk menjadi kontestan pada pemilihan kepala daerah serentak di Sulawesi Selatan relatif tinggi. Tak tanggung-tanggung mereka tak sekadar mengincar posisi sebagai wakil, tapi berupaya menjadi pilihan yang pertama.

Di beberapa daerah, kalangan srikandi ini sudah ada yang mendapatkan pasangan calon meski berstatus sebagai orang kedua. Walau demikian, kehadiran para perempuan ini sangat layak reken di tengah dominasi kalangan laki-laki.

Peluang para perempuan maju di arena pilkada serentak sangat terbuka lebar. Keberanian mereka untuk ikut ambil bagian di panggung demokrasi sejalan dengan terbukanya ruang yang sama untuk menjadi pemimpin daerah.

Aktivis perempuan, Lusia Palulungan menilai era sekarang peran perempuan sudah masuk dalam berbagai hal baik politik, ekonomi, kewirausahaan, pendidikan, dan keluarga.

"Saat ini perempuan telah diberi ruang agar bisa berpartisipasi dalam bidang politik. Apalagi adanya pemberlakuan kuota pencalonan perempuan minimal 30 persen dimanfaatkan dengan munculnya figur-figur potensial," kata Lusia, Kamis (11/7/2024).

Dia berharap perempuan harus bergerak dan berjuang bersama. Kesempatan perempuan dalam politik, menurut Lusia, harus mampu memberikan dan menawarkan manfaat bagi kaum perempuan.

"Tentu bukan sekadar maju bertarung di pilkada atau sekadar memenuhi kuota 30 persen. Tapi, dengan tekad harus punya kemampuan diri, serta bersungguh-sungguh untuk menjadi pemenang Pilkada 2024," imbuh dia.

Direktur Yayasan Rumah Mama Sulawesi Selatan itu, menyebutkan hajatan pilkada di 24 daerah se-Sulsel, semakin banyak perempuan yang dapat ikut bertarung. Maka peluang itu, akan terbuka.

"Jika juga ingin jadi perempuan hebat memenangkan pilkada. Tidak saja hebat dalam berusaha, tapi juga sebagai pemimpin di daerah masing-masing," imbuh dia.

Aktivis perempuan yang lain, Husaimah Husain mengatakan mengapresiasi sejumlah figur perempuan yang berniat untuk maju di Pilkada 2024. Menurut dia, kesempatan perempuan untuk menempati ruang pengabdian yang lebih luas, tidak bisa dikekang oleh status gender.

"Saat ini banyak baliho dari figur perempuan di permukaan publik. Artinya mereka muncul membawa berbagai aspirasi dari masyarakat," ujar dia.

Dari 24 kabupaten dan kota di Sulsel, tercatat ada 17 daerah yang punya figur perempuan dan bakal ikut Pilkada 2024. Jumlahnya mencapai 23 orang. Mereka ini telah mendaftar pada partai politik.

Banyaknya perempuan yang akan ikut Pilkada di Sulsel menunjukkan daerah ini perlahan membangun narasi kesetaraan gender. Para perempuan mengincar posisi calon 01 maupun calon 02 di level provinsi maupun kabupaten dan kota.

Hanya tujuh daerah di Sulsel yang tak memiliki figur perempuan cakada yaitu Soppeng, Wajo, Bone, Selayar, Pinrang, Enrekang, Tana toraja, dan Toraja Utara.

Konsultan politik sekaligus aktivis perempuan, Andi Sri Wulandani menilai, figur politisi dan birokrat merupakan tandem ideal untuk berpasangan sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali Kota Makassar Pilkada 2024.

"Berkaca dari riset yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir banyak masyarakat Makassar butuh figur berkarakter merakyat," ujar Sri.

Figur politisi merakyat, menurut Sri, dapat menarik pilihan masyarakat ketika diperhadapkan oleh kandidat yang punya kekuatan finansial. Jadi sebenarnya, kata dia, apakah uang menjadi faktor dominan itu ternyata bukan faktor determinan sehingga yang dibutuhkan adalah karakter pemimpin.

"Biar juga punya banyak uang, kalau tidak perhatian, tidak akan dipilih. Itu menjadi pertimbangan," kata Sri.

Figur birokrat disebut diinginkan masyarakat karena masalah banjir yang setiap tahunnya merendam sebagian wilayah Kota Makassar. Sri Wulandani menyebut, masyarakat menganggap masalah banjir dapat diatasi oleh figur birokrat yang paham tentang tata kota.

"Masyarakat butuh pemimpin yang paham tata kota. Sehingga kadang-kadang saya berpikir, bahwa yang paling ideal di Makassar ini adalah tandem politisi-birokrat," ujar dia.

Selain itu, masih menurut riset yang dilakukan, yang dibutuhkan masyarakat adalah lapangan kerja dan harga kebutuhan pokok yang murah. Dan lainnya adalah mengatasi masalah banjir.

"Kami mendorong sosok politisi ideal adalah seorang perempuan dan wakilnya adalah laki-laki berlatar belakang birokrat. Insting saya, perempuan menjadi tandem laki-laki. Wakilnya orang paham tata pemerintahan dan berpengalaman," kata dia.

Koalisi Pilpres di Pilgub

Sementara itu, peta koalisi di pemilihan presiden berpotensi liner dengan pemilihan gubernur Sulawesi Selatan. Di antaranya, Partai pendukung Prabowo-Gibran yakni Golkar, Demokrat, dan Gerindra dan partai pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md yakni PKB, PDIP, PKS, dan PDIP.

PPP, PKB, dan PDIP, kabarnya menyiapkan Danny Pomanto. Adapun Gerindra memilih kader sendiri yakni Andi Iwan Darmawan Aras. Adapun Golkar hingga saat ini juga menyiapkan kader sendiri. Adapun NasDem dan PAN sudah lebih dahulu mendukung Andi Sudirman Sulaiman. PKS, belum menyatakan sikap.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Rizal Fauzi mengatakan, sejumlah figur yang akan maju relatif tidak punya resistensi dengan Istana. Menurut dia, masing-masing figur masih butuh restu sehingga belum ada yang terang-terangan untuk melakukan deklarasi.

Rizal mengatakan, figur dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) sejauh ini memang memiliki peluang yang bagus. Dia menyebutkan, dilemanya adalah banyak figur internal yang bersaing.

"Misalnya di Golkar ada Indah dan Ilham Arief Sirajuddin. Ada juga Adnan yang berpotensi dicalonkan," ujar dia.

Adapun pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi belum mampunya merekrut instrumen yang menegaskan sebagai bagian yang tidak resisten dengan Istana.

Pertarungan Pilgub Sulsel 2024 akan menjadi ajang bagi partai KIM untuk mendukung salah satu figur. Secara nasional, Koalisi Indonesia Maju (KIM) atau Bersama Indonesia Maju, sebelumnya bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), adalah gabungan partai politik yang terdiri atas 10 partai politik.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gerindra Sulsel, Harmansyah mengakui bahwa adanya peluang Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan linear pada perhelatan Pilgub Sulawesi Selatan November mendatang.

"Begitu skenario nantinya. Artinya kemungkinan itu ada, dan ditentukan oleh komunikasi para pimpinan partai KIM di tingkat pusat," ujar dia.

Sebagai kader Gerindra ia menegaskan bahwa partainya sejak jauh hari mendorong Iwan Aras sebagai calon gubernur Sulsel 2024. Apalagi Gerindra sebagai partai pemenang di tingkat eksekutif punya peluang maju di Sulsel atau daerah lain sangat berpotensi. Apalagi disokong parpol lain.

"Sebagai kader Gerindra kami mendukung Iwan Aras maju karena perintah partai dari pusat," ujar dia.

Ketua Bappilu DPW PAN Sulsel, Muh Irfan AB mengatakan bahwa PAN Sulsel mengikuti apa yang akan nantinya menjadi keputusan DPP PAN. Apalagi partainya saat Pilpres berada di barisan KIM.

"Yang pasti kami PAN di Sulsel ikuti arahan DPP. Bila rekomendasi untuk mengusung figur diputuskan KIM untuk Pilgub Sulsel, pasti kami ikut perjuangkan," ujar Irfan.

Anggota DPRD Sulsel menegaskan, hingga saat ini PAN belum memberikan rekomendasi kepada calon gubernur di Sulsel. Oleh sebab itu, ia menyampaikan bahwa peluang PAN bersama KIM mengusung figur sangat terbuka lebar. (suryadi/B)

  • Bagikan