Penyediaan Pakaian Ihram Pengganti Jadi Evaluasi Nasional PPIH Embarkasi Makassar

  • Bagikan
Ketua PPIH Embarkasi Makassar/Kakanwil Kemenag Sulsel, Muhammad Tonang bersama jajaran mendengarkan masukan dari PPIH Embarkasi Makassar pada saat Rapat Evaluasi di Pantai Akkarena-Makassar, Sabtu (27/7/2024).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar rapat evaluasi proses penyelenggaraan ibadah haji 2024 di Embarkasi Makassar, Sabtu (27/7/2024).

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Muhammad Tonang, mengatakan hasil rapat evaluasi ini akan menjadi bekal untuk rapat evaluasi nasional yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Menurutnya, masukan dari para Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sangat penting karena terkait langsung dengan pelayanan ibadah haji dan bersentuhan langsung dengan para jemaah embarkasi Makassar.

"Rapat evaluasi yang kami selenggarakan ini akan menjadi bekal saat evaluasi di tingkat pusat nanti," tuturnya.

Tonang melanjutkan, para PPIH dan petugas haji daerah memberikan masukan terkait pemaksimalan pelayanan terhadap lansia, termasuk penggunaan fasilitas dan lain-lain. Salah satu masukan penting adalah penyediaan pakaian ganti dan layanan dukungan untuk jamaah haji yang mengalami udzur (berhalangan).

"Setiba di Saudi Arabia, jika ada jamaah haji yang berhalangan atau hadas, petugas bisa menyiapkan pakaian ihram ganti untuk membersihkan diri. Ini bagus karena jamaah tidak perlu lagi membawa pakaian ganti sendiri. Kami akan sampaikan hal ini saat rapat evaluasi pusat dari Sulsel," ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa penyediaan layanan tersebut sangat erat kaitannya dengan tema pelaksanaan ibadah haji "Ramah Lansia," sehingga memudahkan para lansia dalam mengikuti proses ibadah haji. Meski para lansia memiliki kualifikasi seperti perlu pendamping dan lansia mandiri sekalipun, mereka tetap memerlukan perhatian khusus untuk memberikan kenyamanan selama pelaksanaan ibadah haji.

Selain itu, Tonang mencatat bahwa layanan umum daerah juga menjadi perhatian bersama. Hal ini merujuk pada beberapa keluhan panitia pendamping haji saat berada di Saudi Arabia terkait penggunaan fasilitas. "Proses manasik haji perlu dimatangkan agar tidak terjadi lagi hal serupa," pungkasnya. (Abu/B)

  • Bagikan