JAKARTA, RAKYATSULSEL - Profesor radiologi Universitas Kairo Sahar Saleem mengungkap misteri di balik mumi perempuan menjerit atau "screaming mummy" yang ditemukan pada ekspedisi tahun 1935 di Deir el-Bahari dekat Luxor.
Saleem mengakui pose berteriak dari sang mumi memang tidak biasa. Dalam proses pembalseman mumi, biasanya petugas mengikat mulut jenazah agar mulutnya tak menganga.
"Di Mesir kuno, para pembalsem merawat jenazah agar tampak cantik di akhirat. Itulah sebabnya mereka sangat ingin menutup mulut jenazah dengan mengikat rahang ke kepala untuk mencegah rahang jatuh setelah kematian," kata Saleem dilansir Reuters, Jumat (2/8).
Sempat ada dugaan petugas yang melakukan pembalseman ceroboh. Mereka diduga tidak mengikat rahang jenazah sehingga menjadikan mumi seperti pose berteriak.
Saleem membantah itu. Dia berkata mumi itu diurus dengan baik. Terlihat dari perhiasan mahal dan wig serat pohon kurma berkualitas baik yang menyelimutinya.
"Ini membuka jalan bagi penjelasan lain tentang mulut yang terbuka lebar bahwa wanita itu meninggal sambil menjerit karena kesakitan dan bahwa otot-otot wajah berkontraksi untuk mempertahankan penampilan ini pada saat kematian karena kejang kadaver," ucap Saleem.
Tim peneliti telah mengecek dugaan itu melalui CT scan. Mereka melakukan pembedahan virtual yang menyimpulkan sang perempuan dijadikan mumi dalam keadaan kesakitan.
Meski begitu, Saleem dan tim tak bisa menyimpulkan apa penyebab rasa sakit tersebut. Saat ditanya apakah mungkin proses mumifikasi dilakukan saat perempuan itu hidup, ia tak memastikan.
"Saya tak percaya hal ini mungkin terjadi," ujarnya.