JAKARTA, RAKYATSULSEL — Tragedi mengerikan yang terjadi di Karunrung, Kecamatan Rappocini, Makassar, pada tahun 1995, kini diangkat ke layar lebar oleh Sony F. Rimba melalui rumah produksi Binasol Pictures.
Film ini mengisahkan peristiwa pembantaian satu keluarga yang mengakibatkan tujuh orang kehilangan nyawa di sebuah rumah yang kini dikenal dengan berbagai cerita mistis.
"Peristiwanya terjadi sekitar pukul 10.00 pagi. Setelah tragedi itu, rumah tersebut dikabarkan dihuni oleh makhluk gaib. Banyak cerita mistis berkembang, mulai dari sopir taksi yang mengaku diminta oleh hantu di rumah itu untuk pergi ke suatu tempat, hingga tukang sayur yang merasa melayani seorang perempuan di rumah tersebut, padahal rumah itu kosong," jelas Sony, saat ditemui dalam acara first look screening bersama kritikus film dan wartawan senior pada Jumat (9/8) siang.
Sony mengungkapkan bahwa ia merasa tertantang untuk mengangkat kisah ini ke layar lebar karena tragedi Karunrung ini sempat viral di internet.
"Karunrung ini viral di Makassar, jadi saya tertantang untuk memproduksi film ini dengan kolaborasi antara tim Jakarta dan Makassar. Saya beruntung bisa bekerja sama dengan aktor Cahya Ari Nagara yang memerankan Uli, pimpinan komplotan pembunuh," ungkap Sony.
Dari sisi produser, Basuni LMJ dari Binasol Pictures menekankan pentingnya pesan yang ingin disampaikan melalui film ini.
"Film ini mengedepankan pesan untuk menghentikan kekerasan dan selalu waspada terhadap tindakan kekerasan yang bisa terjadi pada siapa pun. Tragedi Karunrung menjadi noktah merah yang jangan sampai terulang lagi," tegasnya.
Ia juga menyampaikan kabar bahwa Binasol Pictures akan memproduksi film baru berjudul Mappettuada Terakhirku pada September mendatang.
Poster first look dari film ini mendapatkan pujian dari kritikus film dan jurnalis senior, yang memprediksi film ini akan menarik banyak penonton, terutama karena faktor keingintahuan, baik di Makassar maupun secara nasional.
Film Dendam Arwah Karunrung dijadwalkan tayang di bioskop-bioskop tanah air pada tahun 2024. Masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya warga Makassar, tidak sabar menantikan film ini dan diperkirakan jumlah penonton akan membludak. (*)