RAKYATSULSEL - Di tengah tantangan pendidikan matematika yang terus berlanjut, Khumaedi Yahya, S.Pd., seorang pendidik berpengalaman dengan enam tahun berkecimpung di dunia pendidikan, berbagi wawasan dan metode inovatif untuk mengatasi masalah umum soal ketidaksukaan peserta didik terhadap matematika.
Dikutip dari laman guruinovatif, Yahya mengungkapkan kekhawatirannya atas peringkat kemampuan matematika Indonesia yang menempati posisi ke-75 dari 81 negara. "Apakah kamu suka matematika?" sering ia tanyakan kepada murid-muridnya, dan jawaban yang sering ia dengar adalah “Aku tidak suka matematika” atau bahkan “Aku benci matematika.” Situasi ini, menurutnya, menjadi cerminan dari tantangan besar dalam mengajarkan matematika.
Yahya menjelaskan bahwa tujuannya dalam menanyakan hal ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajarannya dan mencari cara untuk mengurangi ketidaksukaan terhadap matematika. Dalam usahanya, ia telah berhasil menemukan beberapa metode yang efektif untuk menarik minat peserta didik.
- Menciptakan Keterlibatan Melalui Game Matematika
Yahya menyarankan agar guru menciptakan suasana belajar yang menarik melalui permainan. “Saya telah menciptakan berbagai game matematika seperti domino math, counting down, snake math, poker math, dan SCDP Math,” ujarnya. Dengan metode ini, peserta didik tidak hanya belajar, tetapi juga menantikan jam pelajaran matematika sebagai waktu bermain yang menyenangkan.
- Menyampaikan Manfaat Materi Pelajaran
Menurut Yahya, penting bagi guru untuk menjelaskan manfaat dari materi yang sedang dipelajari. “Ini membuka kunci gerbang kecerdasan peserta didik dan membuat mereka lebih bersungguh-sungguh dalam belajar,” tambahnya. Penjelasan tentang aplikasi praktis dari materi dapat membantu peserta didik memahami pentingnya pelajaran tersebut.
- Membangun Pondasi yang Kokoh
Sekolah Dasar, kata Yahya, adalah fase krusial dalam membangun fondasi matematika. “Penguasaan dasar-dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian harus diperkuat,” jelasnya. Pondasi yang kuat akan mendukung pemahaman materi matematika yang lebih kompleks di jenjang berikutnya.
- Fokus pada Satu Metode Pengajaran
Yahya menyarankan agar guru fokus pada satu metode pengajaran matematika. “Jika peserta didik diberikan banyak cara, mereka mungkin akan kesulitan. Dengan satu frekuensi pengajaran, peserta didik bisa lebih cepat menguasai materi dan merasa lebih percaya diri,” katanya.
- Menyederhanakan Rumus-Rumus Matematika
Salah satu inovasi Yahya adalah menyederhanakan rumus-rumus matematika. “Saya menemukan cara untuk menyederhanakan rumus luas bangun datar menjadi satu rumus tunggal. Ini memudahkan peserta didik dan mengurangi kemungkinan mereka lupa rumus di jenjang berikutnya,” ujarnya.
Yahya juga mengutip pepatah dari Imam Syafi’i yang memotivasi dirinya sebagai pendidik: “Sungguh aku melihat air yang tergenang itu merusak, jika air yang mengalir itu baik (jernih) dan air yang diam itu kotor.” Menurutnya, pendidikan memerlukan dinamika dan inovasi dari para pendidik untuk meningkatkan kualitasnya.
Selain itu, Yahya menekankan pentingnya menjadi guru yang dinamis dan terus bergerak dalam menciptakan inovasi pembelajaran. “Kunci pendidikan berada pada guru, maka dari itu jadilah guru dinamis yang terus menciptakan inovasi agar pendidikan di Indonesia semakin baik,” pungkasnya.
Dengan metode-metode ini, Khumaedi Yahya berharap dapat membantu meningkatkan minat peserta didik terhadap matematika dan berkontribusi pada perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.